Untuk Ibu
Halo, gimana kabar kalian? Lama ngga ngetik di sini. Tau lah alasannya. Penunggu di sini udah kehilangan seseorang sebagai bahan tulisannya, hehe.
Dia udah lulus.
Btw, selamat ya kak. Semoga kita ketemu di kehidupan selanjutnya, entah sebagai apa, saya terima. He he.
Hari ini, 11 Oktober 2016.
Banyak yang sudah ia lewati. Masa sulit, tersulit, atau bahkan yang paling sulit.
Sepahit empedu mungkin sudah ia cicipi.
Entah bagaimana menyebut tentang usianya.
Bertambah, atau berkurang?
Sudah menginjak angka pertama di kepala empat, tapi anak-anaknya belum melihat sehelai warna putih di atas mahkotanya.
Anak-anak mamah bukan orang-orang yang mudah mengucapkan sesuatu karena situasi atau momen. Mereka lebih senang diam dan bertutur kata sendiri. Mereka datar dan dingin. Bukan salah kita, karena buah jatuh ngga jauh dari pohonnya, he he.
Berkali-kali jatuh, juga berulang kali bangun.
Mah, kita ngga selalu di sisi mamah, ngga melulu genggam tangan mamah atau setidaknya hapus air mata mamah kalau mamah nangis. Kita juga ngga selalu bisa ngelakuin hal-hal kecil yang selayaknya dilakukan anak untuk ibunya.
Ah, jelek nih. Males nih ngetik kaya ginian. Ha ha.
Semoga semua doa mamah, semua harapan mamah, semua cita-cita mamah, semua rencana mamah, dan semua apapun mimpi-mimpi mamah, semoga semuanya dijawab, semuanya didengar sama Yang Maha Kuasa.
Ah, gimana ya? Kaku, nih.
Lulu cuma yakin, semua kesulitan ini pasti lewat.
Maaf, kadang kita cuma kasih telinga untuk dengar semua deretan paragraf yang mamah ceritain.
Kita belum bisa kasih apa-apa tahun ini.
Doain terus ya, mah.
Lulu salah satu orang yang paling percaya kalau doa ibu itu paling dahsyat.
Tahun depan, ngga perlu hari ulang tahun mamah, kalau lulu bisa kasih, tangan lulu ngga akan berat buat mamah.
He he.
Jangan lelah buat terus berharap ya, mah. Jangan capek juga buat terus berdoa. Jangan bosen buat ngingetin kewajiban anak-anaknya. He he.
Buat ayah, ini sih yakin mamah ngga ada habis-habisnya berdoa.
Mah, semuanya pasti kembali ke seharusnya.
Selamat ulang tahun yang ke-41 mah.
Manini lihat ini dari sana, dari tempat tinggalnya yang baru.
Ibu dan ibunya ibu, saranghaeyo. Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya.
Dia udah lulus.
Btw, selamat ya kak. Semoga kita ketemu di kehidupan selanjutnya, entah sebagai apa, saya terima. He he.
Hari ini, 11 Oktober 2016.
Banyak yang sudah ia lewati. Masa sulit, tersulit, atau bahkan yang paling sulit.
Sepahit empedu mungkin sudah ia cicipi.
Entah bagaimana menyebut tentang usianya.
Bertambah, atau berkurang?
Sudah menginjak angka pertama di kepala empat, tapi anak-anaknya belum melihat sehelai warna putih di atas mahkotanya.
Anak-anak mamah bukan orang-orang yang mudah mengucapkan sesuatu karena situasi atau momen. Mereka lebih senang diam dan bertutur kata sendiri. Mereka datar dan dingin. Bukan salah kita, karena buah jatuh ngga jauh dari pohonnya, he he.
Berkali-kali jatuh, juga berulang kali bangun.
Mah, kita ngga selalu di sisi mamah, ngga melulu genggam tangan mamah atau setidaknya hapus air mata mamah kalau mamah nangis. Kita juga ngga selalu bisa ngelakuin hal-hal kecil yang selayaknya dilakukan anak untuk ibunya.
Ah, jelek nih. Males nih ngetik kaya ginian. Ha ha.
Semoga semua doa mamah, semua harapan mamah, semua cita-cita mamah, semua rencana mamah, dan semua apapun mimpi-mimpi mamah, semoga semuanya dijawab, semuanya didengar sama Yang Maha Kuasa.
Ah, gimana ya? Kaku, nih.
Lulu cuma yakin, semua kesulitan ini pasti lewat.
Maaf, kadang kita cuma kasih telinga untuk dengar semua deretan paragraf yang mamah ceritain.
Kita belum bisa kasih apa-apa tahun ini.
Doain terus ya, mah.
Lulu salah satu orang yang paling percaya kalau doa ibu itu paling dahsyat.
Tahun depan, ngga perlu hari ulang tahun mamah, kalau lulu bisa kasih, tangan lulu ngga akan berat buat mamah.
He he.
Jangan lelah buat terus berharap ya, mah. Jangan capek juga buat terus berdoa. Jangan bosen buat ngingetin kewajiban anak-anaknya. He he.
Buat ayah, ini sih yakin mamah ngga ada habis-habisnya berdoa.
Mah, semuanya pasti kembali ke seharusnya.
Selamat ulang tahun yang ke-41 mah.
Manini lihat ini dari sana, dari tempat tinggalnya yang baru.
Ibu dan ibunya ibu, saranghaeyo. Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya.
Komentar
Posting Komentar