Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Keheningan Perindu

Ku pejamkan mata ini, mencoba tuk melupakan. Segala kenangan indah tentang dirimu, tentang mimpiku. Semakin aku mencoba, bayangmu semakin nyata. Merasuk hingga ke jiwa, Tuhan tolonglah diriku. Entah dimana dirimu berada, hampa terasa hidupku tanpa dirimu. Apakah disana kau rindukan aku, seperti diriku yang selalu merindukanmu. Tak bisa aku ingkari, engkaulah satu-satunya. Yang bisa membuat jiwaku, yang pernah mati menjadi berarti. Namun kini kau menghilang bagaikan ditelan bumi. Tak pernahkah kau sadari arti cintamu untukku. Kita bicara tentang kenyataan saja malam ini. Kenyataan dimana aku benar-benar merindukanmu. Malam semakin larut, namun harapan masih penuh. Detik jarum jam siap mengganti hari, dan aku masih memikirkanmu. Kenapa waktu seakan membunuhku. Menit yang berganti jam tak juga membuatku lupa. Kedinginan malam menyelimuti lamunanku. Dan kehangatan air mata menemani bekunya kerinduan. Berturut-turut kamu selalu menyapa tidurku. Entah sudah seberapa kuat ...

Bad Feel in Friday Night

Kau membisu seolah sembilu, menyayat kalbu menggores pilu. Aku marah seperti panah, tak jelas arah. Tatapku dalam diam dan pasrah. Termenung dalam renungan panjang. Meski ku tahu ini tak baik, tak berlogika. Dan biarlah luka yang mendewasakanku. Dan biarlah perih yang melatih ragaku. Luka yang telah kau beri biarlah jadi penguji. Walau aku terjebak pesonamu. Ingin aku terbang jauh, lari dari pahit ini. Tapi aku terlanjur pada cintamu. Ada yang bisa mendeskripsikan rasaku malam ini? Ada yang mampu menabak apa yang ada dalam hatiku malam ini? Adakah yang mampu melihat kesakitan dalam senyumku tadi? Bahkan kamu yang menyapa, tidak tahu apa yang kurasa. Aku tahu, aku bukan siapa-siapa. Aku tahu, diapun bukan siapa-siapa. Marahpun tidak punya hak sedikitpun. Cemburupun tidak ada pantas-pantasnya. Sederhananya sapaanmu, sama dengan sederhananya perasaan ini yang remuk. Senyum itu mengunci tingkah laku untuk melambaikan tangan. Aku menunggumu untuk mengendarai sendiria...

About SCIGENCE [Part 2]

Selamat siang.. Duh, H-3 ujian nasional. Makin deg-degan yah. Makin cepet pisah juga sama Scigence :( Ngomong-ngomong, baru sampe absen 14 ya? Kenaln lagi yuk sama 28 siswa lainnya :) 15. Dian Retnoningsih Biasanya sih dipanggil dayen, dayen ini penggemarnya Dicky SM*SH. Dayen juga hampir sama nih sama gue, sama-sama suka nulis, tapi dayen lebih jago daripada gue. Dayen itu lagi ditaksir banget sama salah satu anak kelas, gimana ga ditaksir, dayen pendiem, baik, ngga banyak gaya, dan kadang kalimat yang keluar dalin mulut dayen suka nyampe banget gitu sampe hati._. Kalo gasalah, dayen mau ngambil sastra indonesia di salah satu jalur untuk masuk PTN. Semangat yah :'). @diandmp 16. Dini Nurhidayah Dini itu hitam manis, rambutnya hitam lebat, ngomongnya lucu, suaranya juga lucu, manis kaya gula merah deh! Dini itu bendahara kelas, jadi dia paling jago dan juara deh soal nagih-menagih. Kalo dari tampang, dia nih tipe orang yang tegar, sabar, tapi disisi lain dini juga orang yang ...

About SCIGENCE [Part 1]

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali Kita berbincang tentang memori di masa itu Peluk tubuhku usapkan juga air mataku Kita terharu seakan tidak bertemu lagi   Bersenang-senanglah Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan Bersenang-senanglah Kar'na waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua Sampai jumpa kawanku S'moga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan Sampai jumpa kawanku S'moga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan Mungkin diriku masih ingin bersama kalian Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian Besok adalah hari terakhir dimana gue belajar. Bukan cuma gue, tapi semua temen-temen sekelas dan satu angkatan sekolah gue, angkatan #22. Ngga ngerti, dan mungkin emang udah harus begini kali ya. Tiba-tiba whatsapp grup kelas gue, SCIGENCE, lagi pada melow banget. Sedih-sedihan, lawak-lawakan yang dasarnya juga sedih. Denger lagu Sheila On 7 malah biki...

Jeritan Dalam Kebisuan

Hujan malam ini cukup mewakilkan perasaanku. Derasnya air yang turun mewakilkan air mata yang menetes. Suara jarum jam seakan membunuhku secara perlahan. Perlahan kamu datang dalam ingatan. Luka lama terasa kesekian kali. Hati yang berdarah masih dari penyebab yang sama. Pernyataanmu menyaat lapisan harapan. Dan rasa sakit ini terlalu kebal untuk dirasa. Lantunan suara indah tidak berhasil membuatku lupa tentang ini. Manisnya rasa cokelat pun tak mampu menghentikan. Sapaan mereka tidak terindahkan. Hanya bayanganmu yang terasa di depan mata. Aku bukanlah siapa-siapa untuk meminta apapun padamu. Bahkan semenit waktu untuk duduk disebelahku pun aku tak berhak. Aku terlanjur menjadi sisa kenangan yang tidak akan kamu pungut lagi. Sekalipun terjatuh ke yang paling dalam, tanganmu tidak lagi untukku. Menyendiri sudah jadi kebiasaanku. Tapi apa-apa sendiri juga tak selamanya baik, termasuk mencintai. Apa yang kamu rasakan saat ini? Apa yang kamu harapkan saat ini? To...

Menjelang Detik Terakhir

Mengingat seminggu lagi berada di sekolah, rasa ingin kembali menjadi junior. Menjadi seseorang yang tak paham banyak hal, termasuk cinta. Menjadi seseorang yang harinya selalu penuh tawa, tanpa beban pikiran. Menjadi seseorang yang hanya memikirkan "Kemana kita setelah pulang sekolah?", tanpa sibuk membahas "Ujian Nasional hari Senin depan". Aku sadar, hampi 35 bulan aku menjalani diriku sebagai siswa SMA. Dan aku sadar, hampir 23 bulan aku mencintainya. Rasa ini terlalu banyak mengenangmu. Aku seakan tak kenal waktu untuk menyayangimu. Mungkin berlebihan, tapi percayalah, ini hanyalah ketulusan atas dasar cinta. Semakin dekat dengan waktu dimana kita akan berpisah, parasmu semakin sering ada di lamunanku. Dulu, selagi masih menjadi siswa kelas satu, menjalin denganmu yang berakhir perpisahan membuatku membatin "Masih ada kelas dua". Dan aku merasakan kesempatan kedua. Aku belajar dari masa lalu. Di hubungan kedua bersamanya membuatku melupakan kali...