Keheningan Perindu

Ku pejamkan mata ini, mencoba tuk melupakan.
Segala kenangan indah tentang dirimu, tentang mimpiku.
Semakin aku mencoba, bayangmu semakin nyata.
Merasuk hingga ke jiwa, Tuhan tolonglah diriku.

Entah dimana dirimu berada, hampa terasa hidupku tanpa dirimu.
Apakah disana kau rindukan aku, seperti diriku yang selalu merindukanmu.
Tak bisa aku ingkari, engkaulah satu-satunya.
Yang bisa membuat jiwaku, yang pernah mati menjadi berarti.
Namun kini kau menghilang bagaikan ditelan bumi.
Tak pernahkah kau sadari arti cintamu untukku.

Kita bicara tentang kenyataan saja malam ini.
Kenyataan dimana aku benar-benar merindukanmu.
Malam semakin larut, namun harapan masih penuh.
Detik jarum jam siap mengganti hari, dan aku masih memikirkanmu.

Kenapa waktu seakan membunuhku.
Menit yang berganti jam tak juga membuatku lupa.
Kedinginan malam menyelimuti lamunanku.
Dan kehangatan air mata menemani bekunya kerinduan.

Berturut-turut kamu selalu menyapa tidurku.
Entah sudah seberapa kuat kerinduan ini menggenggamku.
Wajahmu, senyummu, dan suaramu selalu ikut dalam langkahku.
Namun kenapa namamu selalu sulit muncul di layar ponselku?

Aku selalu memupuk harapan adanya kamu disetiap malamku.
Menemani detik terakhir di sepanjang hari.
Tertawa renyah walau tak bersuara dan hanya dalam bentuk tulisan.
Kalimatmu selalu membuat hati ini tak berhenti berdetak.

Andai kamu tau, setiap detik dalam hari aku selalu menunggumu.
Selalu takut memulai, karena takut bukan aku yang kamu tunggu.
Andai kamu sadar, ada yang sangat merindukanmu setengah mati.
Namun mulut ini selalu takut untuk mengatakan.

Aku tak tau, berapa lama lagi hati ini mampu menyimpan kerinduan.
Aku tak tau, berapa lama lagi mulut ini terkunci untuk mengucap rindu.
Aku tak tau, berapa lama lagi egoku bertahan untuk tidak memulai percakapan.
Aku tak tau, berapa lama lagi aku bertahan dalam siksaan kerinduan.

Rasa rinduku tak akan bisa diwakilkan dengan apapun.
Perasaan ini akan sangat sulit untuk dijelaskan.
Semua harapan sudah ku taruh pada dirimu.
Bahkan air mata sudah menetes akibat rindu ini.

Malam, hadirkan dia dalam mimpiku.
Jangan bangunkan aku sebelum dia pergi.
Biarkan malam kurasa panjang, dan pagi lama menjelang.
Aku ingin bersandar di pundaknya, mengenggam jemarinya, dan tak akan membiarkannya pergi.

Maafkan aku yang selalu terlalu dalam merasakan apapun.
Maafkan hatiku yang terlalu menginginkanmu.
Maafkan aku yang selalu menulis tentangmu.
Maafkan rasa rindu ini, dan semua rasa apapun yang melulu ku ciptakan untukmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]