Semua Harus Berakhir

Cukup. Semua harus selesai. Semua harus berakhir.
Paham, tidak ada yang bisa mengontrol perasaan.
Tapi mau sampai kapan bertahan?
Mau sampai kapan mempertahankan yang harus dilepas?

Aku telah memperjuangkan perasaan ini mati-matian.
Tapi kenyataannya, aku berjuang sendirian.
Aku lelah berjalan tanpa tujuan.
Dan kenyataannya memang aku berjalan sendirian.

Perjuanganku harus diakhiri, sebelum terlalu jauh menyakiti diri sendiri.
Langkahku harus berhenti disini, setelah aku tahu, disana tidak ada yang menunggu.
Aku harus menghentikan rasa ini, sebelum usiaku digerogoti rasa sakit hati.
Penantian ini harus berakhir, karena aku tahu, tidak ada seorangpun yang akan datang.

Aku terlalu memanjakan waktu, sampai sadar semuanya telah sia-sia.
Aku terlalu terbuai dengan situasi, sampai kepahitan harus kupaksa menjadi rasa manis.
Aku terlalu tergoda dengan sikapnya, yang sebenarnya hanya topeng untuk membuatku senang.
Walau aku tahu, itu hanya semata-mata takut menyakitiku kalau kamu bicara yang sesungguhnya.

Bukankah seharusnya aku juga bisa bahagia, sepertimu?
Tapi sayang, ternyata kamu sudah lebih dulu bahagia.
Sedangkan aku? Harus berteman dengan kesedihan sepanjang menunggumu.
Tapi, semuanya harus berakhir.

Semuanya akan segera berakhir.
Tidak akan ada lagi pertemuan yang mengunciku dalam bertahan di sebuah rasa.
Tidak akan kulihat lagi senyuman yang mengiris perasaanku.
Aku baru saja sadar, apa gunanya menanti kebahagiaan yang sebenarnya menyakitkan?

Cukup. Aku lelah membahasmu.
Aku lelah menangisimu.
Aku akan segera melangkah.
Aku akan segera pergi meninggalkan semua ceritaku semasa SMA.

Cukup sudah bertahan dalam kesakitan.
Cukup sudah menangisi yang telah pergi.
Cukup sudah bicara tentang rasa.
Aku sudah hancur berkeping-keping dari dulu.

Setiap cerita pasti memiliki prolog sampai epilog.
Setiap awal pasti selalu ada akhir.
Setiap pertemuan selalu datang perpisahan.
Dan cerita yang kita buat semasa remaja, harus selesai menjadi kenangan.

Kalimat butuh titik.
Cerita butuh ending.
Hidup pasti mati.
Perasaan ini pun harus berakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]