Cerpen: Bintang
“Kaash, udah berapa lama kita sedeket ini?” “Hm.. lebih dari setengah usia gue. Usia kita tepatnya.” “Apa yang bakal lo lakuin kalo suatu saat kita berpisah?” Akaash memalingkan pandangannya—menatap wajah Bintang. “Apa lo mau kita pisah?” “Siapa yang suka sama perpisahan?” “Terus buat apa nanya kaya gitu?” “Ngga selamanya tulisan lurus-lurus aja tanpa jeda. Ada kalanya hidup lo dan hidup gue ada koma, titik, bahkan paragraf.” Akaash bangun dari baringannya. Menatap langit malam yang ditaburi bintang-bintang. “Bahkan kalo hidup kita dipisah koma, titik, atau paragraf, lo sama gue masih ada di cerita yang sama kan?” Akaash melirik Bintang yang masih terbaring di atas rumput. Bintang bangun dari baringannya, menyandarkan kepalanya di pundak Akaash. “Gimana kalo sesuatu terjadi sama kita?” Akaash kembali menatap langit. “Gimanapun keadaan bumi, lo pasti akan kembali lagi kan? Tempat lo cuman di langit, Bintang.” Perlahan, air mata itu membasahi pipi Bintang. Aka...