Fun Fiction: Bad Boys
13 Juli 2015.
Inspirit—sebutan fans Boy Group Infinite—sedang ramai riuh
menunggu lagu yang akan menjadi gerbang di album baru Infinite.
Tepat pukul dua belas malam, lagu
dan video klip sudah bisa di dapat di internet. Malam itu, Kim Tam mengirim
sebuah link pada Lu Ahn—temannya di
sekolah.
Bad.
Keesokan paginya, di sekolah.
“Woohyun-ku benar-benar tampan
dalam video klip itu.” ucap Kim Tam.
“Aniyo. Bukankah semuanya terlihat sangat tampan?” kata Lu Ahn.
“Ne. aku mengakui bahwa brain empty-mu juga tampan. Aaah, aku tidak sabar untuk nanti sore. Melihat mereka di acara Comeback Reality.” ucap Tam.
“Tam, haruskah kita bolos hari ini? Aku tidak mau tidak paling depan saat menonton mereka.” kata Lu Ahn.
“Lu Ahn-ah, acara mereka jam lima sore. Kita selesai jam pelajaran jam dua siang. Untuk apa kita bolos?” ucap Tam.
“Aah, geurae. Aku hanya takut tidak bisa melihat mereka dari dekat.”
“Hya, bahkan kita sudah sering menonton mereka secara langsung.”
“Aniyo. Bukankah semuanya terlihat sangat tampan?” kata Lu Ahn.
“Ne. aku mengakui bahwa brain empty-mu juga tampan. Aaah, aku tidak sabar untuk nanti sore. Melihat mereka di acara Comeback Reality.” ucap Tam.
“Tam, haruskah kita bolos hari ini? Aku tidak mau tidak paling depan saat menonton mereka.” kata Lu Ahn.
“Lu Ahn-ah, acara mereka jam lima sore. Kita selesai jam pelajaran jam dua siang. Untuk apa kita bolos?” ucap Tam.
“Aah, geurae. Aku hanya takut tidak bisa melihat mereka dari dekat.”
“Hya, bahkan kita sudah sering menonton mereka secara langsung.”
Sepulang sekolah, Kim Tam dan Lu
Ahn berpisah di gerbang sekolah, dan janjian di halte bus dekat sekolah jam
tiga sore.
Kim Tam sudah lebih dulu sampai di
halte.
“Hya… Kau sungguh penggemar berat
Woohyun-oppa.” ucap Lu Ahn saat baru sampai, melihat Tam membawa name tag bertuliskan Nam Woohyun.
“Kau tidak membawanya?” tanya Tam.
“Ani. Rasaku sedang terbelah tiga antara Sungyeol, Sunggyu, dan Sungjong. Kurasa aku menyukai mereka bertiga.”
“Benar-benar tidak setia.” cibir Tam diselingi canda.
“Kau tidak membawanya?” tanya Tam.
“Ani. Rasaku sedang terbelah tiga antara Sungyeol, Sunggyu, dan Sungjong. Kurasa aku menyukai mereka bertiga.”
“Benar-benar tidak setia.” cibir Tam diselingi canda.
Tak lama, bus datang dan membawa
mereka berdua ke tempat konser Comeback Infinite.
Sesampainya di sana, Tam dan Lu Ahn cukup terkejut karena sudah banyak Inspirit
yang datang dan mengantri untuk masuk.
“Apa kubilang, harusnya tadi kita
bolos.” ucap Lu Ahn.
“Antriannya tidak terlalu panjang. Kita masih bisa ada di paling depan.” kata Tam.
“Antriannya tidak terlalu panjang. Kita masih bisa ada di paling depan.” kata Tam.
Benar kata Tam, mereka berdua ada
di baris paling depan. Mereka memilih berdiri di sisi panggung dibanding duduk
manis di belakang sana. Kalau di sini, masih ada kemungkinan untuk Tam dan Lu
Ahn mendapat salam tangan dari Infinite.
Saat opening selesai, tujuh member Infinite keluar dari balik panggung, mengenakan
pakaian dominan putih.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Sunggyu-imnida.”
ucap leader yang berada di paling
ujung.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Woohyun-imnida.” ucap Woohyun yang berdiri di sebelah Sunggyu.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Woohyun-imnida.” ucap Woohyun yang berdiri di sebelah Sunggyu.
“Nam Woohyun!” teriak Tam yang
mungkin sulit untuk Woohyun dengar.
“Apa Honey Tree-mu akan mendengar?” tanya Lu Ahn.
“Tidak ada salahnya mencoba. Hya, kenapa mereka sangat berisik? Woohyun-ku jadi tidak bisa mendengar suaraku.” kata Tam.
“Apa Honey Tree-mu akan mendengar?” tanya Lu Ahn.
“Tidak ada salahnya mencoba. Hya, kenapa mereka sangat berisik? Woohyun-ku jadi tidak bisa mendengar suaraku.” kata Tam.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Dongwoo-imnida.”
ucap Dongwoo sambil menggerakan kedua tangannya di atas kepala—saranghae.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Sungyeol-imnida.” ucap Sungyeol—kalem.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Hoya-imnida.” ucap Hoya dengan senyum mautnya.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Myungsoo-imnida.” ucap visual yang sangat-sangat tampan hari ini.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Sungjong-imnida.” ucap maknae dengan senyumnya.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Sungyeol-imnida.” ucap Sungyeol—kalem.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Hoya-imnida.” ucap Hoya dengan senyum mautnya.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Myungsoo-imnida.” ucap visual yang sangat-sangat tampan hari ini.
“Annyeonghaseo, jeo-neun Sungjong-imnida.” ucap maknae dengan senyumnya.
Mereka bertujuh memperkenalkan diri
juga dengan bungkukan tubuh.
Lagu pertama mereka nyanyikan. Between Me And You.
“Aku mengagumi L saat mereka
menyanyikan lagu ini. Ia benar-benar tampan.” kata Tam.
“Lihatlah, Sungyeol juga begitu tampan walau suaranya biasa saja.” kata Lu Ahn.
“Hya, kau mencibir biasmu sendiri.” ucap Tam terkikik.
“Sungyeol-oppa!” teriak Lu Ahn.
“Lihatlah, Sungyeol juga begitu tampan walau suaranya biasa saja.” kata Lu Ahn.
“Hya, kau mencibir biasmu sendiri.” ucap Tam terkikik.
“Sungyeol-oppa!” teriak Lu Ahn.
Sungyeol menoleh lalu tersenyum
sambil melambaikan tangan. Kebetulan, Sungyeol berdiri di ujung stage—tidak jauh dari tempat Tam dan Lu
Ahn berdiri.
“Hya, Kim Tam, apa ini hari
keberuntunganku? Sungyeol melihatku, tersenyum dan melambaikan tangan!”
antusias Lu Ahn.
“Arasseo. Aku melihatnya. Hya, benar-benar menyenangkan.” kata Tam.
“Arasseo. Aku melihatnya. Hya, benar-benar menyenangkan.” kata Tam.
Saat semua member menyebar, Woohyun
mendekat.
“Tam!” ucap Lu Ahn.
Woohyun melihat name tag yang Tam bawa.
“Gomawo.” ucap Woohyun pada Tam sambil memberikan ibu jarinya, lalu
pergi dan kembali bernyanyi di tengah panggung.
“Kim Tam kau jauh lebih beruntung!”
teriak Lu Ahn.
“Hya, hya, hya, aku benar-benar tidak bisa bicara apapun saat Woohyun menucapkan terimakasih padaku. Lu Ahn-ah aku sungguh menyukainya!” ucap Tam sambil lompat-lompat dengan wajah yang tidak bisa diukur senangnya.
“Hya, hya, hya, aku benar-benar tidak bisa bicara apapun saat Woohyun menucapkan terimakasih padaku. Lu Ahn-ah aku sungguh menyukainya!” ucap Tam sambil lompat-lompat dengan wajah yang tidak bisa diukur senangnya.
Setelah selesai menyanyikan lagu Between Me And You, ketujuh member
Infinite dan host acara itu sedikit
berbincang. Bahkan ketampanan mereka semua masih melekat walau sudah selesai
bernyanyi.
“Tam, lihatlah, Sunggyu-oppa
benar-benar karismatik. Tatapan saat sedang bicara benar-benar membuatku
meleleh.” ucap Lu Ahn sambil memeluk lightstick
Infinite.
“Hya, chingu, bagimana kau melihat tatap mata Sunggyu-oppa? Bukankah matanya benar-benar seperti terpejam saat sedang seperti itu?” ucap Tam yang merasa aneh dengan Lu Ahn.
“Apa aku melihatnya dengan hati? Sunggyu-oppa, saranghae.” ucap Lu Ahn.
“Kau benar-benar beda tipis dengan biasmu itu.” ucap Tam sambil menggelengkan kepalanya.
“Hya, chingu, bagimana kau melihat tatap mata Sunggyu-oppa? Bukankah matanya benar-benar seperti terpejam saat sedang seperti itu?” ucap Tam yang merasa aneh dengan Lu Ahn.
“Apa aku melihatnya dengan hati? Sunggyu-oppa, saranghae.” ucap Lu Ahn.
“Kau benar-benar beda tipis dengan biasmu itu.” ucap Tam sambil menggelengkan kepalanya.
Saat sudah di penghujung acara, Infinite
membawakan lagu yang seklaigus menutup acara hari ini. Mereka mengganti pakaian
dengan pakaian yang ada dalam video klip Bad.
Bad bad bad bet a bad
bad girl
Bad bad bad bet a bad
bad girl
Bad bad bad bet a bad
bad girl
Eonje bwado cham
natseon yeojaya
Bad bad bad bet a bad
bad girl
Bad bad bad bet a bad
bad girl
Bad bad bad bet a bad
bad girl
Nal haneopsi
ginjangsikyeo neon
“Aah,
jinjja! Mereka benar-benar keren!” ucap Lu Ahn.
Tam sedang asik bernyanyi bersama
Infinite.
“Lu Ahn-ah, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka semua!”
teriak Tam yang tatapannya masih lekat pada Infinite.
Mereka sudah selesai menyanyikan lagu
Bad. Sunggyu dan dongsaeng-nya
tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih.
“Saranghae,
Inspirit!” teriak Sungjong. Ya, dia selalu seperti itu dan mengatakan itu.
Terhitung mulai hari ini, untuk
beberapa hari ke depan, Infinite selalu tampil di acara musik, dan mereka sudah
dua kali membawa trophy, mengalahkan sunbae-sunbae mereka. Daebak!
Hari ini, Kim Tam dan Lu Ahn sedang ada
di perjalanan menuju acara musik Mnet Countdown. Apakah akan ada trophy ke 3?
“Menurutmu, apa hari ini Infinite akan
membawa piala ke tiga?” tanya Lu Ahn.
“Aku tidak tau. Kalau mereka sampai mendapatkannya, mereka benar-benar lebih dari keren.” kata Tam.
“Ye, dapat atau tidak, mereka akan tetap tampan.” ucap Lu Ahn.
“Lu Ahn-ah, ke mana arah ucapanmu barusan?” tanya Tam bingung.
“Ne? Ooh, ani. Hajiman, bukankah mereka akan selalu tampan dengan atau tidak membawa trophy ke tiga?”
“Geurae.” ucap Tam dengan sedikit heran pada temannya ini.
“Aku tidak tau. Kalau mereka sampai mendapatkannya, mereka benar-benar lebih dari keren.” kata Tam.
“Ye, dapat atau tidak, mereka akan tetap tampan.” ucap Lu Ahn.
“Lu Ahn-ah, ke mana arah ucapanmu barusan?” tanya Tam bingung.
“Ne? Ooh, ani. Hajiman, bukankah mereka akan selalu tampan dengan atau tidak membawa trophy ke tiga?”
“Geurae.” ucap Tam dengan sedikit heran pada temannya ini.
Sesampainya di lokasi acara, mereka
juga menonton paling depan. Walaupun banyak yang tampil hari ini, hanya
Infinite yang mereka tunggu.
Lu Ahn mengeluarkan mengeluarkan
ponselnya.
“Sunggyu-oppa! Sunggyu-oppa! Sunggyu-oppa!”
ucap Lu Ahn hingga telinga Sunggyu mendengarnya dan menghampiri Lu Ahn.
“Mwo?” tanyanya sambil tersenyum.
“Berfotolah di ponselku, Oppa!” ucap Lu Ahn.
“Eotteokhe? Majukan tanganmu sedikit, aku akan meraih ponselmu.” ucapnya sambil membawa kipas bertuliskan namanya dan microphone.
“Mwo?” tanyanya sambil tersenyum.
“Berfotolah di ponselku, Oppa!” ucap Lu Ahn.
“Eotteokhe? Majukan tanganmu sedikit, aku akan meraih ponselmu.” ucapnya sambil membawa kipas bertuliskan namanya dan microphone.
Lu Ahn memanjangkan tangannya, tidak
peduli siapa seseorang di depannya, yang penting Sunggyu harus mendapatkan
ponsel Lu Ahn.
Sunggyu berpose pada kamera depan
ponsel Lu Ahn. Menggemaskan!
Setelah selesai, Sunggyu mengembalikan
ponsel Lu Ahn sambil tersenyum.
“Kamsahamnida,
Oppa!” teriak Lu Ahn. “Hya, Kim Tam, aku mimpi apa semalam?! Gyu berfoto di
ponselku!”
“Hya, beruntungnya kau. Aku juga mau. Namu, ke marilah.” ucap Tam dengan nada bicara lirih.
“Hya, jangan seperti itu. Pasti ada saatnya kau beruntung.” Lu Ahn merangkul bahu Tam.
“Woohyun-oppa. Saranghae.” ucap Tam seraya melambaikan kipas bergambar wajah Woohyun.
“Hya, beruntungnya kau. Aku juga mau. Namu, ke marilah.” ucap Tam dengan nada bicara lirih.
“Hya, jangan seperti itu. Pasti ada saatnya kau beruntung.” Lu Ahn merangkul bahu Tam.
“Woohyun-oppa. Saranghae.” ucap Tam seraya melambaikan kipas bergambar wajah Woohyun.
Woohyun melempar senyum dan melambaikan
tangannya pada Tam.
“Lihatlah, kau dapat double dari Namu!” ucap Lu Ahn.
“Bisakah aku mendapat selca dari Namu-ku? Hya, Nam Woohyun, saranghae!” teriak Tam setelah sadar barusan ia mendapatkan lambaian tangan dari Woohyun.
“Bisakah aku mendapat selca dari Namu-ku? Hya, Nam Woohyun, saranghae!” teriak Tam setelah sadar barusan ia mendapatkan lambaian tangan dari Woohyun.
Mereka kembali menikmati lagu yang
dibawakan Infinite. Di penghujung acara, MC mengumumkan siapa yang akan membawa
pulang trophy malam ini. Dari hasil voting, Bad milik Infinite yang
memenangkan suara dari voting.
Dabeak!
Trophy
ke tiga!
Infinite tidak henti-hentinya mengucap
terimakasih. Dan selalu ada kata Inspirit yang keluar dari setiap mulut member.
Mereka benar-benar menyayangi Inspirit!
Kami menyanyikan lagu Bad bersama.
Setelah acara selesai, Tam dan Lu Ahn
berjalan keluar dari tempat konser acara musik digelar.
“Aku senang sekali hari ini!” ucap Lu
Ahn.
“Mereka benar-benar…… ah, bahkan aku tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata.” ucap Tam.
“Mereka benar-benar…… ah, bahkan aku tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata.” ucap Tam.
Sambil mendengar ucapan Tam, Lu Ahn
merogoh saku celana jinsnya—mencari ponsel yang ia taruh seselesai mendapat selca dari Sunggyu.
“Kim Tam, kau melihat ponselku?” tanya
Lu Ahn.
“Ani. Kau menaruhnya di mana?”
“Aku menaruhnya di saku celanaku. Tapi tidak ada.” Lu Ahn mulai panik.
“Jinjja? Apa mungkin kau lupa menaruhnya? Coba lihat di dalam ranselmu.” kata Tam.
“Ani. Kau menaruhnya di mana?”
“Aku menaruhnya di saku celanaku. Tapi tidak ada.” Lu Ahn mulai panik.
“Jinjja? Apa mungkin kau lupa menaruhnya? Coba lihat di dalam ranselmu.” kata Tam.
Mereka berhenti sejenak di tempat yang
tidak terlalu jauh dari pintu masuk.
“Aku tidak peduli dengan apapun yang
ada di ponselku, aku hanya memikirkan selca
Sunggyu-oppa. Hya, Kim Tam. Eotteokhe?!”
Lu Ahn mulai memasang tatapan sedih.
“Omo. Kau benar-benar tidak memikirkan perasaan Lee Sungyeol.”
“Hya, Kim Tam! Bagaimana ini??!” Lu Ahn semakin panik.
“Mi.. mianhe. Haruskah kita masuk ke dalam gedung untuk mencarinya?” usul Tam.
“Tapi ini sudah larut. Hya, au benar-benar belum melihat hasil foto Sunggyu! Bantu aku mencarinya.” Lu Ahn memohon.
“Geurae. Mari kita masuk ke dalam.”
“Omo. Kau benar-benar tidak memikirkan perasaan Lee Sungyeol.”
“Hya, Kim Tam! Bagaimana ini??!” Lu Ahn semakin panik.
“Mi.. mianhe. Haruskah kita masuk ke dalam gedung untuk mencarinya?” usul Tam.
“Tapi ini sudah larut. Hya, au benar-benar belum melihat hasil foto Sunggyu! Bantu aku mencarinya.” Lu Ahn memohon.
“Geurae. Mari kita masuk ke dalam.”
Tam dan Lu Ahn kembali masuk ke dalam.
Mereka sempat berbincang dengan penjaga di luar ruang konser musik tadi
digelar.
“Jebal.
Temanku benar-benar membutuhkan ponselnya. Tidak lama, sepuluh menit saja.
Kumohon.” ucap Kim Tam.
“Tapi ini sudah larut. Bagaimana kalian pulang?” tanya pria penjaga itu.
“Tapi ini sudah larut. Bagaimana kalian pulang?” tanya pria penjaga itu.
Tam dan Lu Ahn diam.
“Kami dijemput pamanku.” ucap Lu Ahn.
“Bukankah Ayahmu anak tunggal dan Kakak dari Ibumu sedang pergi ke Tongyeong?” bisik Tam.
“Diamlah.” Lu Ahn menyikut Tam.
“Oh, arraseo.” Tam menganggukan kepalanya.
“Baiklah. Hanya sepuluh menit.” ucap pria itu.
“Kamsahamnida.” Tam dan Lu Ahn membungkuk.
“Bukankah Ayahmu anak tunggal dan Kakak dari Ibumu sedang pergi ke Tongyeong?” bisik Tam.
“Diamlah.” Lu Ahn menyikut Tam.
“Oh, arraseo.” Tam menganggukan kepalanya.
“Baiklah. Hanya sepuluh menit.” ucap pria itu.
“Kamsahamnida.” Tam dan Lu Ahn membungkuk.
Mereka masuk dan mulai mencari. Lu Ahn
mencari di tempat tadi mereka berdiri, sedangkan Tam mencari di sisi
sebrangnya.
“Lu Ahn-ah, apakah ponselmu sudah ketemu?” tanya Tam.
“Belum. Apa di situ ada?” Lu Ahn bertanya balik.
“Sepertinya ponselmu tidak berjalan sampai sini.” Tam menghampiri Lu Ahn.
“Belum. Apa di situ ada?” Lu Ahn bertanya balik.
“Sepertinya ponselmu tidak berjalan sampai sini.” Tam menghampiri Lu Ahn.
Seseorang dari kejauhan melihat Tam dan
Lu Ahn. Ia menghentikan langkah untuk mengamati dua orang yang sedang mencari
sesuatu di sini.
“Kim Tam, aku benar-benar belum melihat
hasil selca Sunggyu-oppa.” ucap Lu
Ahn, sedih.
“Aku mengerti perasaanmu. Tapi, kita bisa apa kalau ponselmu memang benar-benar hilang? Kita harus segera pergi.” ucap Tam.
“Aku mengerti perasaanmu. Tapi, kita bisa apa kalau ponselmu memang benar-benar hilang? Kita harus segera pergi.” ucap Tam.
Tam dan Lu Ahn keluar dari gedung.
“Hya. Apa masih ada bus beroperasi?”
tanya Tam yang baru sadar bahwa ini sudah larut.
“Kupikir ini bukan hari keberuntunganku.” lagi-lagi Lu Ahn merasa sedih.
“Kupikir ini bukan hari keberuntunganku.” lagi-lagi Lu Ahn merasa sedih.
Tiba-tiba saja ada seorang pria
menghampiri mereka.
“Annyeonghaseo.
Kenapa kalian belum pulang? Ini sudah larut.”
Sunggyu. Hya, leader Infinite menghampiri Tam dan Lu Ahn. Bertanya pada mereka!
“Da..
daebak! Tam, Sunggyu-oppa bicara pada kita!” bisik Lu Ahn.
“Sunggyu-oppa, temanku sedih karena ponselnya hilang. Padahal tadi kau baru saja selca di ponselnya.” ucap Tam.
“Hya, bagaimana kau bisa menghilangkan ponselmu, padahal ada fotoku di sana.” ucap Gyu sambil menggaruk kepalanya dengan tangan yang memegang botol air mineral.
“Joesonghamnida, Oppa. Aku juga tidak tau harus bagaimana.” kata Lu Ahn.
“Apa aku harus melakukan sesuatu?” tanya Gyu diselingi tawa.
“Hyung, kemarilah!” teriak Sungjong.
“Hya, kau sadar siapa kau? Bisa-bisanya menyuruh hyung-mu menghampirimu. Kau yang ke sini!” teriak Sunggyu.
“Sunggyu-oppa, temanku sedih karena ponselnya hilang. Padahal tadi kau baru saja selca di ponselnya.” ucap Tam.
“Hya, bagaimana kau bisa menghilangkan ponselmu, padahal ada fotoku di sana.” ucap Gyu sambil menggaruk kepalanya dengan tangan yang memegang botol air mineral.
“Joesonghamnida, Oppa. Aku juga tidak tau harus bagaimana.” kata Lu Ahn.
“Apa aku harus melakukan sesuatu?” tanya Gyu diselingi tawa.
“Hyung, kemarilah!” teriak Sungjong.
“Hya, kau sadar siapa kau? Bisa-bisanya menyuruh hyung-mu menghampirimu. Kau yang ke sini!” teriak Sunggyu.
“Lu Ahn, Sungjong-oppa!” antusias Tam.
“Mimpi apa kita semalam? Hya, ini benar-benar seperti mimpi.” ucap Lu Ahn.
“Mimpi apa kita semalam? Hya, ini benar-benar seperti mimpi.” ucap Lu Ahn.
Sungjong datang.
“Waeyo,
hyung?” tanya Sungjong.
“Mwo? Kau yang memanggilku tadi.” kata Sunggyu sambil memicingkan kedua matanya. Benar-benar terlihat hanya seperti garis.
“Hyung, aku lupa.” kata Sungjong sambil tertawa.
“Mwo? Kau yang memanggilku tadi.” kata Sunggyu sambil memicingkan kedua matanya. Benar-benar terlihat hanya seperti garis.
“Hyung, aku lupa.” kata Sungjong sambil tertawa.
Lalu Sungjong sadar ada dua orang
wanita di hadapannya.
“Oh, aku tau kalian pasti Inspirit. Kamsahamnida sudah melihat kami.” kata
Sungjong sambil menunjuk ke arah Tam dan Lu Ahn.
“Sungjong-oppa, Sunggyu-oppa, kami melihat kalian semenjak debut kalian Senin lalu. Chukae atas trophy yang kalian dapatkan.” ucap Tam.
“Seandainya kami bisa melihat semua member secara dekat, seperti sekarang Sunggyu-oppa dan Sungjong-oppa berada di depan kami.” ucap Lu Ahn.
“Bolehkah aku melakukannya untukmu? Aku merasa bersalah karena ponselmu hilang. Mungkin itu terjadi karena ada fotoku.” kata Sunggyu, polos.
“Oppa, jangan berpikir seperti itu.” kata Lu Ahn.
“Hyun, tapi Manajer sudah menyuruh kita untuk kembali.” ucap Sunjong.
“Sungjong-ah, aku memikirkan mereka berdua. Bagaimana mereka kembali ke rumah? Bus sudah tidak beroperasi.” ucap Sunggyu.
“Sungjong-oppa, Sunggyu-oppa, kami melihat kalian semenjak debut kalian Senin lalu. Chukae atas trophy yang kalian dapatkan.” ucap Tam.
“Seandainya kami bisa melihat semua member secara dekat, seperti sekarang Sunggyu-oppa dan Sungjong-oppa berada di depan kami.” ucap Lu Ahn.
“Bolehkah aku melakukannya untukmu? Aku merasa bersalah karena ponselmu hilang. Mungkin itu terjadi karena ada fotoku.” kata Sunggyu, polos.
“Oppa, jangan berpikir seperti itu.” kata Lu Ahn.
“Hyun, tapi Manajer sudah menyuruh kita untuk kembali.” ucap Sunjong.
“Sungjong-ah, aku memikirkan mereka berdua. Bagaimana mereka kembali ke rumah? Bus sudah tidak beroperasi.” ucap Sunggyu.
Sungjong membisikan sesuatu pada
Sunggyu.
“Kalian mau kami antar?” tanya Sunggyu.
“Ani, tidak perlu serepot itu, Oppa.” kata Lu Ahn.
“Ani, tidak perlu serepot itu, Oppa.” kata Lu Ahn.
Tam mencubit tangan Lu Ahn.
“Hya, ikutlah dengan kami. Aku tidak
mau terjadi sesuatu pada Inspirit.” kata Sungjong.
Akhirnya, Tam dan Lu Ahn naik ke mobil
van Infinite.
Sunggyu, Sungjong, Tam, dan Lu Ahn
berjalan bersama ke tempat parkir mobil van Infinite. Tam dan Lu Ahn berjalan
agak di belakang Sungyu dan Sungjong.
“Hya, kalian berdua. Jangan seperti
ini, kalian juga bagian dari Infinite.” Sungjong merangkul Tam dan Lu Ahn.
“Hyung, apakah mereka Inspirit?” tanya
Dongwoo saat mereka sudah sampai di parkiran.
“Ne. Di mana Manajer? Aku ingin bicara sesuatu padanya.” tanya Sunggyu.
“Dia mencarimu tadi. Sepertinya dia kembali ke dalam.” kata Hoya.
“Ne. Di mana Manajer? Aku ingin bicara sesuatu padanya.” tanya Sunggyu.
“Dia mencarimu tadi. Sepertinya dia kembali ke dalam.” kata Hoya.
‘DAEBAK!
AKU BENAR-BENAR MELIHAT MEREKA SEMUA SECARA DEKAT!’ benak
Lu Ahn.
“Lu Ahn, apa yang terngiang di
pikiranmu? Apa kita sedang bermimpi?” bisik Tam.
“Kalau benar ini mimpi, tolong jangan buat aku terbangun. Kim Tam, ini akan jadi sejarah untuk kita. Kita benar-benar melihat mereka lebih dekat dari nonton di baris paling depan.” ucap Lu Ahn yang juga berbisik.
“Kalau benar ini mimpi, tolong jangan buat aku terbangun. Kim Tam, ini akan jadi sejarah untuk kita. Kita benar-benar melihat mereka lebih dekat dari nonton di baris paling depan.” ucap Lu Ahn yang juga berbisik.
Tanpa Tam dan Lu Ahn sadar, mereka
berdua masih berada diantara Sungjong. Ya, Sungjong masih merangkul Tam dan Lu
Ahn. Sedangkan mereka berdua bicara dibalik punggung Sungjong.
“Hahahahahaha. Kalian kenapa lucu
sekali? Hyung, taukah? Kurasa mereka berdua benar-benar grogi.” kata Sungjong
sambil tertawa geli mendengar percakapan Tam dan Lu Ahn di balik punggungnya.
“Annyeonghaseo.”
ucap Dongwwo, Hoya, L, Sungyeol, dan Woohyun.
“Annyeonghaseo, Oppa.” ucap Tam dan Lu Ahn secara bersamaan.
“Hya, bukankah kau penggemarku?” tanya Woohyun menunjuk Tam.
“N.. ne, Woohyun-oppa. Aku benar-benar penggemarmu. Tapi, aku juga menyukai kalian semua.” kata Tam.
“Jinjja? Apa kau penggemarku juga?” tanya Sungyeol.
“Temanku ini, dia sungguh menyukaimu, Oppa.” kata Tam seraya merangkul Lu Ahn.
“Hya… aku benar-benar melihat pesona di matamu. Apa kau sungguh menyukaiku?” tanya Sungyeol.
“Inspirit, siapa namamu?” tanya Hoya pada Lu Ahn.
“Lu Ahn, temanku Kim Tam.” ucap Lu Ahn dengan nada bicara yang polos, membuat semua member (kecuali Sunggyu, karena ia tidak ada di situ) tertawa.
“Geurae, Lu Ahn-ah, apa kau tidak takut dengan pertanyaan Sungyeol? Kau sungguh menyukainya?” tanya Hoya sambil terkikik.
“Hya, hyung!” kata Sungyeol.
“Aku menyukai kalian semua, Oppa.” kata Lu Ahn.
“Hyung, kita akan pulang bersama mereka. Sunggyu-hyung sedang membicarakan ini pada Manajer.” kata Sungjong.
“Jinjja? Tapi, apa yang membuat kalian belum pulang hingga larut seperti ini?” tanya Woohyun.
“Annyeonghaseo, Oppa.” ucap Tam dan Lu Ahn secara bersamaan.
“Hya, bukankah kau penggemarku?” tanya Woohyun menunjuk Tam.
“N.. ne, Woohyun-oppa. Aku benar-benar penggemarmu. Tapi, aku juga menyukai kalian semua.” kata Tam.
“Jinjja? Apa kau penggemarku juga?” tanya Sungyeol.
“Temanku ini, dia sungguh menyukaimu, Oppa.” kata Tam seraya merangkul Lu Ahn.
“Hya… aku benar-benar melihat pesona di matamu. Apa kau sungguh menyukaiku?” tanya Sungyeol.
“Inspirit, siapa namamu?” tanya Hoya pada Lu Ahn.
“Lu Ahn, temanku Kim Tam.” ucap Lu Ahn dengan nada bicara yang polos, membuat semua member (kecuali Sunggyu, karena ia tidak ada di situ) tertawa.
“Geurae, Lu Ahn-ah, apa kau tidak takut dengan pertanyaan Sungyeol? Kau sungguh menyukainya?” tanya Hoya sambil terkikik.
“Hya, hyung!” kata Sungyeol.
“Aku menyukai kalian semua, Oppa.” kata Lu Ahn.
“Hyung, kita akan pulang bersama mereka. Sunggyu-hyung sedang membicarakan ini pada Manajer.” kata Sungjong.
“Jinjja? Tapi, apa yang membuat kalian belum pulang hingga larut seperti ini?” tanya Woohyun.
Baru saja Lu Ahn hendak menjawab.
“Ponsel Lu Ahn hilang, lalu Sunggyu-oppa
menawarkan kami berdua pulang bersama kalian. Sunggyu-oppa bilang, mungkin
ponsel Lu Ahn hilang karena ada fotonya di ponsel Lu Ahn.” cerita Tam.
“Hahahahahahahaah! Jinjja?! Tidak biasanya Sunggyu-hyung merendah seperti itu.” semua member tertawa.
“Hahahahahahahaah! Jinjja?! Tidak biasanya Sunggyu-hyung merendah seperti itu.” semua member tertawa.
Tak lama, Sunggyu datang bersama Manajer
sekaligus yang akan menyupiri Infinite.
“Annyeonghaseo.”
sapa Tam dan Lu Ahn saat Manajer datang. Manajer Infinite tersenyum, lalu duduk
di belakang kemudi.
Mobil van ini berkapasitas 11 tempat
duduk. Paling depan, dua kursi, dan tiga kursi untuk tiga baris ke belakang.
Masing-masing baris memiliki tiga kursi.
Sunggyu duduk di samping Manajer. Di
baris ke dua, Tam dan Lu Ahn, di belakang mereka berdua ada Sungyeol, Dongwoo,
dan Sungjong. Dan di paling belakang ada L, Hoya, dan Woohyun.
“Kupikir aku belum tau nama kalian
berdua.” Sunggyu menoleh ke belakang.
“Hyung, yang ini Kim Tam, dan ini Lu Ahn.” Sungjong yang duduk di belakang mereka berdua, memperkenalkan Tam dan Lu Ahn pada Sunggyu.
“Aah, Kim Tam dan Lu Ahn.” gumam Sunggyu.
“Song Lu Ahn.” ucap Lu Ahn tanpa diminta.
“Hya, Song Lu Ahn, apa kau menyukai sebuah lagu?” tanya Sungyeol yang memajukan tubuhnya.
“Sungyeol-hyung, apa kau bertanya seperti itu karena namanya Song?” tanya L yang duduk di belakang Sungyeol.
“L-ssi, diamlah, aku sedang tidak bicara denganmu.” ucap Sungyeol tanpa menoleh ke belakang, membuat member lain tertawa.
“Aku menyukai semua lagu kalian.” jawab Lu Ahn.
“Bernyanyilah!” ucap Sungyeol.
“Hya, Songyora. Apa kau sedang mengerjainya?” tanya Woohyun sambil tertawa.
“Lu Ahn-ah, apa kau merasa sudah masuk ke dalam trap-nya?” tanya Sunggyu.
“Tam, aku tidak bisa bernyanyi. Eotteokhe?” bisik Lu Ahn.
“Oppa, Lu Ahn bilang dia akan menyanyikan lagu Back.” kata Tam sambil tertawa.
“Ani. Ani. Hya, Kim Tam!” ucap Lu Ahn.
“Woa. Bernyanyilah, kami akan mendengarnya.” ucap Sungyeol.
“Songyora, ada baiknya kau jangan ikut bernyanyi.” kata Woohyun.
“Hyung, yang ini Kim Tam, dan ini Lu Ahn.” Sungjong yang duduk di belakang mereka berdua, memperkenalkan Tam dan Lu Ahn pada Sunggyu.
“Aah, Kim Tam dan Lu Ahn.” gumam Sunggyu.
“Song Lu Ahn.” ucap Lu Ahn tanpa diminta.
“Hya, Song Lu Ahn, apa kau menyukai sebuah lagu?” tanya Sungyeol yang memajukan tubuhnya.
“Sungyeol-hyung, apa kau bertanya seperti itu karena namanya Song?” tanya L yang duduk di belakang Sungyeol.
“L-ssi, diamlah, aku sedang tidak bicara denganmu.” ucap Sungyeol tanpa menoleh ke belakang, membuat member lain tertawa.
“Aku menyukai semua lagu kalian.” jawab Lu Ahn.
“Bernyanyilah!” ucap Sungyeol.
“Hya, Songyora. Apa kau sedang mengerjainya?” tanya Woohyun sambil tertawa.
“Lu Ahn-ah, apa kau merasa sudah masuk ke dalam trap-nya?” tanya Sunggyu.
“Tam, aku tidak bisa bernyanyi. Eotteokhe?” bisik Lu Ahn.
“Oppa, Lu Ahn bilang dia akan menyanyikan lagu Back.” kata Tam sambil tertawa.
“Ani. Ani. Hya, Kim Tam!” ucap Lu Ahn.
“Woa. Bernyanyilah, kami akan mendengarnya.” ucap Sungyeol.
“Songyora, ada baiknya kau jangan ikut bernyanyi.” kata Woohyun.
L yang duduk di samping Woohyun, tertawa geli.
“Hya, Woohyun-hyung, mengapa kau selalu menyebalkan,
bahkan di depan Inspirit sekalipun.” kata Sungyeol, membuat Woohyun tertawa.
“Aku tidak bisa bernyanyi. Suara Kim Tam lebih baik daripada suaraku.” kata Lu Ahn.
“Apa suaranya lebih baik dari suaraku juga?” tanya Sungyeol.
“Sungyeol-oppa, suaramu benar-benar keren.” Kim Tam memberikan kedua ibu jarinya.
“Hya, Kim Tam, apakah telingamu bermasalah? Kurasa kau perlu kuantar ke dokter spesialis pendengaran.” teriak Woohyun.
“Tam-ssi, apa kau memuji suara Sungyeol benar-benar dari hatimu?” tanya Sunggyu sambil terkikik.
“Aku tidak bisa bernyanyi. Suara Kim Tam lebih baik daripada suaraku.” kata Lu Ahn.
“Apa suaranya lebih baik dari suaraku juga?” tanya Sungyeol.
“Sungyeol-oppa, suaramu benar-benar keren.” Kim Tam memberikan kedua ibu jarinya.
“Hya, Kim Tam, apakah telingamu bermasalah? Kurasa kau perlu kuantar ke dokter spesialis pendengaran.” teriak Woohyun.
“Tam-ssi, apa kau memuji suara Sungyeol benar-benar dari hatimu?” tanya Sunggyu sambil terkikik.
Tam dan Lu Ahn benar-benar tidak bisa menahan tawanya.
“Aniyo.
Kalian memang benar-benar keren. Oppa, karena kami sedang berada dekat dengan
kalian, bolehkah kami meminta foto kalian?” tanya Tam.
Semua member diam. Memikirkan apa yang terjadi
selanjutnya jika foto yang Tam dan Lu Ahn dapatkan tersebar ke media. Bukan karena
foto bersama mereka atau foto Infinite. Yang akan jadi masalah, jika mereka
semua berfoto dalam satu mobil.
“Haruskah kita berfoto di sini? Aku takut terjadi
sesuatu pada kalian berdua jika foto ini sampai tersebar ke internet.” kata Sunggyu.
“Apakah internet secepat itu?” tanya Lu Ahn.
“Hya, Lu Ahn-ah, apa kau tidak berpikir akan menguploadnya ke sosial mediamu setelah berfoto bersama Infinite?” tanya Tam.
“Aku ingin menguploadnya, tapi kan ponselku hilang.” ucap Lu Ahn, sedih.
“Apakah internet secepat itu?” tanya Lu Ahn.
“Hya, Lu Ahn-ah, apa kau tidak berpikir akan menguploadnya ke sosial mediamu setelah berfoto bersama Infinite?” tanya Tam.
“Aku ingin menguploadnya, tapi kan ponselku hilang.” ucap Lu Ahn, sedih.
Terkadang, Lu Ahn dan Kim Tam kalau sedang bicara suka
tidak tau tempat. Seperti sekarang, seakan-akan member Infinite dan Manajer
adalah sebuah patung. Alhasil, semua member terkikik sekaligus merasa iba
dengan Lu Ahn.
“Aaaaah, uljima,
Lu Ahn-ah.” ucap member Infinite.
“Ne? Ani, gwenchanayo.” kata Lu Ahn.
“Bagaimana kalau kita buat perjanjian?” usul Sungjong.
“Mwo?” tanya Sungyeol.
“Kita berfoto, tapi kalian janji, foto itu hanya akan ada dalam ponsel dan komputer kalian. Kalau kalian ingin mengupload foto kalian bersama kami, kita bisa berfoto lagi kalau kalian datang untuk melihat penampilan kami.” saran Sungjong.
“Hya, Newclear (sebutan untuk fans Woohyun), datanglah besok kalau ingin mengupload foto kita bersama ke sosial mediamu.” teriak Woohyun yang membuat Tam kaget bukan main.
“Oppa, aku akan datang besok!” ucap Tam sambil menoleh ke arah Woohyun dan tersenyum.
“Hya…. Bagaimana denganku? Kurasa aku harus mendengar omelan orangtuaku dulu karena sudah menghilangkan ponsel.” ucap Lu Ahn.
“Kau benar-benar membuatku merasa bersalah, Lu Ahn-ah.” ucap Sunggyu.
“Aniyo…” ucap Lu Ahn.
“Mianhe, Lu Ahn-ah.” kata Sunggyu.
“Oppa, ini bukan salahmu. Geurae, aku tidak membahas ponselku lagi kalau itu membuat Sunggyu-oppa merasa bersalah. Mianhada, Oppa.” kata Lu Ahn sambil melempar senyum pada Sunggyu.
“Hya, bukankah kau seorang Yeollipops (sebutan untuk fans Sungyeol)?” tanya Sungyeol.
“Aah, ne. Saranghae, Oppa.” Lu Ahn tersenyum.
“Ne? Ani, gwenchanayo.” kata Lu Ahn.
“Bagaimana kalau kita buat perjanjian?” usul Sungjong.
“Mwo?” tanya Sungyeol.
“Kita berfoto, tapi kalian janji, foto itu hanya akan ada dalam ponsel dan komputer kalian. Kalau kalian ingin mengupload foto kalian bersama kami, kita bisa berfoto lagi kalau kalian datang untuk melihat penampilan kami.” saran Sungjong.
“Hya, Newclear (sebutan untuk fans Woohyun), datanglah besok kalau ingin mengupload foto kita bersama ke sosial mediamu.” teriak Woohyun yang membuat Tam kaget bukan main.
“Oppa, aku akan datang besok!” ucap Tam sambil menoleh ke arah Woohyun dan tersenyum.
“Hya…. Bagaimana denganku? Kurasa aku harus mendengar omelan orangtuaku dulu karena sudah menghilangkan ponsel.” ucap Lu Ahn.
“Kau benar-benar membuatku merasa bersalah, Lu Ahn-ah.” ucap Sunggyu.
“Aniyo…” ucap Lu Ahn.
“Mianhe, Lu Ahn-ah.” kata Sunggyu.
“Oppa, ini bukan salahmu. Geurae, aku tidak membahas ponselku lagi kalau itu membuat Sunggyu-oppa merasa bersalah. Mianhada, Oppa.” kata Lu Ahn sambil melempar senyum pada Sunggyu.
“Hya, bukankah kau seorang Yeollipops (sebutan untuk fans Sungyeol)?” tanya Sungyeol.
“Aah, ne. Saranghae, Oppa.” Lu Ahn tersenyum.
Kemudian, Tam memberikan ponselnya pada Gyu. Karena Gyu
berada paling depan, ia yang memegang ponsel.
Satu foto dapat.
Kim Tam dan Lu Ahn benar-benar mengambil kesempatan
untuk berfoto bersama masing-masing member Infinite.
Setelah itu, Gyu mengambil foto Tam dan Lu Ahn bersama
enam member Infinite.
“Tersenyumlah, aku akan memotret kalian.” kata Gyu
seraya mengarahkan kamera ponsel Tam.
Sesudahnya, Tam melihat hasil foto-foto mereka tadi.
‘Hya, Lee Ho
Won, kenapa kau harus duduk di samping Woohyun-ku. Aku kesulitan memilih
sekarang.’ benak Tam sambil senyum-senyum sendiri melihat hasil fotonya.
“Oppa, kami akan segera turun di halte depan.” ucap Tam.
“Jinjja? Kenapa cepat sekali.” kata Sungjong.
“Kamsahamnida sudah memberi tumpangan untuk kami.” ucap Lu Ahn.
“Aku benar-benar senang hari ini! Woohyun-oppa, apa kau akan menepati janjimu besok?” tanya Tam.
“Ye. Mari kita berfoto bersama.” jawab Woohyun dengan senyum yang dihiasi lesung pipi.
“Jinjja? Kenapa cepat sekali.” kata Sungjong.
“Kamsahamnida sudah memberi tumpangan untuk kami.” ucap Lu Ahn.
“Aku benar-benar senang hari ini! Woohyun-oppa, apa kau akan menepati janjimu besok?” tanya Tam.
“Ye. Mari kita berfoto bersama.” jawab Woohyun dengan senyum yang dihiasi lesung pipi.
Mobil berhenti di tepi jalan.
“Infinite, jagalah kesehatan kalian.” ucap Tam.
“Gomawo. Jaga kesehatan kalian juga.” ucap Sunggyu.
“Kamsahamnida, Oppa. Kami tidak akan melupakan ini.” ucap Lu Ahn.
“Hya, kami tidak mengijinkan kalian melupakan ini. Kami juga akan selalu mengingatnya.” ucap L yang jarang sekali bersuara, dan sekalinya bersuara, perkataannya membuat Tam dan Lu Ahn merasa tersentuh.
“Gomawo. Jaga kesehatan kalian juga.” ucap Sunggyu.
“Kamsahamnida, Oppa. Kami tidak akan melupakan ini.” ucap Lu Ahn.
“Hya, kami tidak mengijinkan kalian melupakan ini. Kami juga akan selalu mengingatnya.” ucap L yang jarang sekali bersuara, dan sekalinya bersuara, perkataannya membuat Tam dan Lu Ahn merasa tersentuh.
Tam dan Lu Ahn segera turun setelah mengucapkan
terimakasih pada Manajer Infinite.
“Hati-hati, salam untuk kedua orangtua kalian di
rumah.” ucap Sunggyu.
“Ne. Kalian semua juga hati-hati di jalan. Annyeong hee jumuseyo.” ucap Tam dan Lu Ahn.
“Ne. Kalian semua juga hati-hati di jalan. Annyeong hee jumuseyo.” ucap Tam dan Lu Ahn.
Semua member melambaikan tangannya.
Tam dan Lu Ahn hanya tinggal berjalan kaki dari situ.
“Tam, kalimat apa yang cocok untuk mendeskripsikan
hari ini? Haruskah aku berteriak? Aku benar-benar senang!” ucap Lu Ahn.
“Hya, bahkan hatiku sudah meledak sejak Namu mengajakku bicara tadi!” bicara Tam setengah berteriak.
“Kim Tam, kita harus menonton mereka besok!”
“Tidak ada alasan untuk tidak datang besok.” ucap Tam sambil tersenyum.
“Hya, bahkan hatiku sudah meledak sejak Namu mengajakku bicara tadi!” bicara Tam setengah berteriak.
“Kim Tam, kita harus menonton mereka besok!”
“Tidak ada alasan untuk tidak datang besok.” ucap Tam sambil tersenyum.
~
Keesokan harinya.
“Hya, kita telat 15 menit!” kesal Tam.
“Bus terlambat itu membuatku gila!” kesal Lu Ahn.
“Bus terlambat itu membuatku gila!” kesal Lu Ahn.
Tam dan Lu Ahn masuk ke dalam tempat konser
tergesa-gesa dan sambil marah-marah. Mereka tidak menonton di baris paling
depan hari ini. Menyebalkan!
Saat Infinite tampil menyanyikan lagu Bad, Tam dan Lu
Ahn hanya bisa mendengar tanpa melihat dari dekat seperti kemarin.
“Hya, Kim Tam, haruskah kita menunggu di sini dulu
seperti kemarin?” tanya Lu Ahn.
“Aku juga memikirkan hal itu. Tapi, kurasa penjagaan di tempat ini lebih ketat.” kata Tam.
“Eotteokhe?” tanya Lu Ahn, sedih.
“Aku juga memikirkan hal itu. Tapi, kurasa penjagaan di tempat ini lebih ketat.” kata Tam.
“Eotteokhe?” tanya Lu Ahn, sedih.
Tam diam memikirkan sesuatu.
Untuk keempat kalinya, Bad membawa pulang trophy.
Hingga selesai acara, di suatu ruangan.
“Hyung, apa menurutmu, Tam dan Lu Ahn menonton kita
hari ini?” tanya Sungyeol pada Woohyun.
“Aku tidak melihatnya di barisan paling depan. Beberapa kali kuperhatikan, barisan paling depan selalu ada mereka kalau kita bernyanyi.” ucap Woohyun.
“Kau memperhatikannya? Daebak.” kata Sungyeol.
“Mereka datang, tapi ada di paling belakang saat kita tampil.” ucap Sungyu yang tiba-tiba masuk.
“Hyung, apa kau melihat mereka dengan matamu?” tanya Woohyun.
“Aku tidak melihatnya di barisan paling depan. Beberapa kali kuperhatikan, barisan paling depan selalu ada mereka kalau kita bernyanyi.” ucap Woohyun.
“Kau memperhatikannya? Daebak.” kata Sungyeol.
“Mereka datang, tapi ada di paling belakang saat kita tampil.” ucap Sungyu yang tiba-tiba masuk.
“Hyung, apa kau melihat mereka dengan matamu?” tanya Woohyun.
Sunggyu menatap sinis. “Katakan sekali lagi.” kata Sunggyu.
“Hyung, aku hanya bercanda.” ucap Woohyun sambil tertawa.
“Hyung, aku hanya bercanda.” ucap Woohyun sambil tertawa.
“Mereka berdua menunggu kita di dekat parkiran. Aku memanggil mereka
saat mereka hampir keluar ruangan konser.” kata Sunggyu.
“Hyung, sikap kita tidak salah kan?” tanya Hoya.
“Mwo? Bukankah kita sudah berjanji pada mereka semalam?” kata Sunggyu.
“Hyung, sikap kita tidak salah kan?” tanya Hoya.
“Mwo? Bukankah kita sudah berjanji pada mereka semalam?” kata Sunggyu.
Di parkiran.
“Mianhe, membuat
kalian menunggu.” ucap Sunggyu diikuti enam dongsaeng
di belakangnya.
“Hya, kalian, kenapa tidak berada di baris paling depan? Bukankah kalian selalu ada di baris depan kalau menonton kami?” tanya Woohyun.
“Bus yang kami taiki telat datang. Jadi kami tidak bisa berada paling depan. Tapi, yang pertama ingin kami ucapkan adalah, selamat untuk trophy ke empat kalian. Kalian benar-benar bad!” Tam memberi kedua ibu jarinya.
“Aku berdoa agar di setiap acar semacam ini, kalian selalu membawa pulang trophy.” ucap Lu Ahn.
“Kamsahamnida.. kamsahmnida.” ucap ketujuh member.
“Hya, kalian, kenapa tidak berada di baris paling depan? Bukankah kalian selalu ada di baris depan kalau menonton kami?” tanya Woohyun.
“Bus yang kami taiki telat datang. Jadi kami tidak bisa berada paling depan. Tapi, yang pertama ingin kami ucapkan adalah, selamat untuk trophy ke empat kalian. Kalian benar-benar bad!” Tam memberi kedua ibu jarinya.
“Aku berdoa agar di setiap acar semacam ini, kalian selalu membawa pulang trophy.” ucap Lu Ahn.
“Kamsahamnida.. kamsahmnida.” ucap ketujuh member.
Setelah itu, mereka berfoto bersama.
“Hya, bukankah kau ingin berfoto berdua denganku?”
tanya Woohyun pada Tam.
“Ne!” ucap Tam sambil tersenyum.
“Ne!” ucap Tam sambil tersenyum.
Hana.
Dul.
Set.
Klik.
njir, andai beneran. sering-sering aja hp lu ilang wkwkwk.
BalasHapusgue kalo satu mobil ama mereka. gue pura-pura gapunya rumah biar diajak ke dorm mereka wakakakakak. DAEBAK! woohyun minta foto sm gue. weeey nikah aja langsung nyok!