Fun Fiction: Bad Boys

13 Juli 2015.
Inspirit—sebutan fans Boy Group Infinite—sedang ramai riuh menunggu lagu yang akan menjadi gerbang di album baru Infinite.
Tepat pukul dua belas malam, lagu dan video klip sudah bisa di dapat di internet. Malam itu, Kim Tam mengirim sebuah link pada Lu Ahn—temannya di sekolah.
Bad.
Keesokan paginya, di sekolah.
“Woohyun-ku benar-benar tampan dalam video klip itu.” ucap Kim Tam.
Aniyo. Bukankah semuanya terlihat sangat tampan?” kata Lu Ahn.
Ne. aku mengakui bahwa brain empty-mu juga tampan. Aaah, aku tidak sabar untuk nanti sore. Melihat mereka di acara Comeback Reality.” ucap Tam.
“Tam, haruskah kita bolos hari ini? Aku tidak mau tidak paling depan saat menonton mereka.” kata Lu Ahn.
“Lu Ahn-ah, acara mereka jam lima sore. Kita selesai jam pelajaran jam dua siang. Untuk apa kita bolos?” ucap Tam.
Aah, geurae. Aku hanya takut tidak bisa melihat mereka dari dekat.”
“Hya, bahkan kita sudah sering menonton mereka secara langsung.”
Sepulang sekolah, Kim Tam dan Lu Ahn berpisah di gerbang sekolah, dan janjian di halte bus dekat sekolah jam tiga sore.
Kim Tam sudah lebih dulu sampai di halte.
“Hya… Kau sungguh penggemar berat Woohyun-oppa.” ucap Lu Ahn saat baru sampai, melihat Tam membawa name tag bertuliskan Nam Woohyun.
“Kau tidak membawanya?” tanya Tam.
Ani. Rasaku sedang terbelah tiga antara Sungyeol, Sunggyu, dan Sungjong. Kurasa aku menyukai mereka bertiga.”
“Benar-benar tidak setia.” cibir Tam diselingi canda.
Tak lama, bus datang dan membawa mereka berdua ke tempat konser Comeback Infinite. Sesampainya di sana, Tam dan Lu Ahn cukup terkejut karena sudah banyak Inspirit yang datang dan mengantri untuk masuk.
“Apa kubilang, harusnya tadi kita bolos.” ucap Lu Ahn.
“Antriannya tidak terlalu panjang. Kita masih bisa ada di paling depan.” kata Tam.
Benar kata Tam, mereka berdua ada di baris paling depan. Mereka memilih berdiri di sisi panggung dibanding duduk manis di belakang sana. Kalau di sini, masih ada kemungkinan untuk Tam dan Lu Ahn mendapat salam tangan dari Infinite.
Saat opening selesai, tujuh member Infinite keluar dari balik panggung, mengenakan pakaian dominan putih.
Annyeonghaseo, jeo-neun Sunggyu-imnida.” ucap leader yang berada di paling ujung.
Annyeonghaseo, jeo-neun Woohyun-imnida.” ucap Woohyun yang berdiri di sebelah Sunggyu.
“Nam Woohyun!” teriak Tam yang mungkin sulit untuk Woohyun dengar.
“Apa Honey Tree-mu akan mendengar?” tanya Lu Ahn.
“Tidak ada salahnya mencoba. Hya, kenapa mereka sangat berisik? Woohyun-ku jadi tidak bisa mendengar suaraku.” kata Tam.
Annyeonghaseo, jeo-neun Dongwoo-imnida.” ucap Dongwoo sambil menggerakan kedua tangannya di atas kepala—saranghae.
Annyeonghaseo, jeo-neun Sungyeol-imnida.” ucap Sungyeol—kalem.
Annyeonghaseo, jeo-neun Hoya-imnida.” ucap Hoya dengan senyum mautnya.
Annyeonghaseo, jeo-neun Myungsoo-imnida.” ucap visual yang sangat-sangat tampan hari ini.
Annyeonghaseo, jeo-neun Sungjong-imnida.” ucap maknae dengan senyumnya.
Mereka bertujuh memperkenalkan diri juga dengan bungkukan tubuh.
Lagu pertama mereka nyanyikan. Between Me And You.
“Aku mengagumi L saat mereka menyanyikan lagu ini. Ia benar-benar tampan.” kata Tam.
“Lihatlah, Sungyeol juga begitu tampan walau suaranya biasa saja.” kata Lu Ahn.
“Hya, kau mencibir biasmu sendiri.” ucap Tam terkikik.
“Sungyeol-oppa!” teriak Lu Ahn.
Sungyeol menoleh lalu tersenyum sambil melambaikan tangan. Kebetulan, Sungyeol berdiri di ujung stage—tidak jauh dari tempat Tam dan Lu Ahn berdiri.
“Hya, Kim Tam, apa ini hari keberuntunganku? Sungyeol melihatku, tersenyum dan melambaikan tangan!” antusias Lu Ahn.
Arasseo. Aku melihatnya. Hya, benar-benar menyenangkan.” kata Tam.
Saat semua member menyebar, Woohyun mendekat.
“Tam!” ucap Lu Ahn.
Woohyun melihat name tag yang Tam bawa.
Gomawo.” ucap Woohyun pada Tam sambil memberikan ibu jarinya, lalu pergi dan kembali bernyanyi di tengah panggung.
“Kim Tam kau jauh lebih beruntung!” teriak Lu Ahn.
“Hya, hya, hya, aku benar-benar tidak bisa bicara apapun saat Woohyun menucapkan terimakasih padaku. Lu Ahn-ah aku sungguh menyukainya!” ucap Tam sambil lompat-lompat dengan wajah yang tidak bisa diukur senangnya.
Setelah selesai menyanyikan lagu Between Me And You, ketujuh member Infinite dan host acara itu sedikit berbincang. Bahkan ketampanan mereka semua masih melekat walau sudah selesai bernyanyi.
“Tam, lihatlah, Sunggyu-oppa benar-benar karismatik. Tatapan saat sedang bicara benar-benar membuatku meleleh.” ucap Lu Ahn sambil memeluk lightstick Infinite.
“Hya, chingu, bagimana kau melihat tatap mata Sunggyu-oppa? Bukankah matanya benar-benar seperti terpejam saat sedang seperti itu?” ucap Tam yang merasa aneh dengan Lu Ahn.
“Apa aku melihatnya dengan hati? Sunggyu-oppa, saranghae.” ucap Lu Ahn.
“Kau benar-benar beda tipis dengan biasmu itu.” ucap Tam sambil menggelengkan kepalanya.
Saat sudah di penghujung acara, Infinite membawakan lagu yang seklaigus menutup acara hari ini. Mereka mengganti pakaian dengan pakaian yang ada dalam video klip Bad.
Bad bad bad bet a bad bad girl
Bad bad bad bet a bad bad girl
Bad bad bad bet a bad bad girl
Eonje bwado cham natseon yeojaya
Bad bad bad bet a bad bad girl
Bad bad bad bet a bad bad girl
Bad bad bad bet a bad bad girl
Nal haneopsi ginjangsikyeo neon

Aah, jinjja! Mereka benar-benar keren!” ucap Lu Ahn.
Tam sedang asik bernyanyi bersama Infinite.
“Lu Ahn-ah, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka semua!” teriak Tam yang tatapannya masih lekat pada Infinite.
Mereka sudah selesai menyanyikan lagu Bad. Sunggyu dan ­dongsaeng­-nya tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih.
Saranghae, Inspirit!” teriak Sungjong. Ya, dia selalu seperti itu dan mengatakan itu.
Terhitung mulai hari ini, untuk beberapa hari ke depan, Infinite selalu tampil di acara musik, dan mereka sudah dua kali membawa trophy, mengalahkan sunbae-sunbae mereka. Daebak!
Hari ini, Kim Tam dan Lu Ahn sedang ada di perjalanan menuju acara musik Mnet Countdown. Apakah akan ada trophy ke 3?
“Menurutmu, apa hari ini Infinite akan membawa piala ke tiga?” tanya Lu Ahn.
“Aku tidak tau. Kalau mereka sampai mendapatkannya, mereka benar-benar lebih dari keren.” kata Tam.
Ye, dapat atau tidak, mereka akan tetap tampan.” ucap Lu Ahn.
“Lu Ahn-ah, ke mana arah ucapanmu barusan?” tanya Tam bingung.
Ne? Ooh, ani. Hajiman, bukankah mereka akan selalu tampan dengan atau tidak membawa trophy ke tiga?”
Geurae.” ucap Tam dengan sedikit heran pada temannya ini.
Sesampainya di lokasi acara, mereka juga menonton paling depan. Walaupun banyak yang tampil hari ini, hanya Infinite yang mereka tunggu.
Lu Ahn mengeluarkan mengeluarkan ponselnya.
“Sunggyu-oppa! Sunggyu-oppa! Sunggyu-oppa!” ucap Lu Ahn hingga telinga Sunggyu mendengarnya dan menghampiri Lu Ahn.
Mwo?” tanyanya sambil tersenyum.
“Berfotolah di ponselku, Oppa!” ucap Lu Ahn.
Eotteokhe? Majukan tanganmu sedikit, aku akan meraih ponselmu.” ucapnya sambil membawa kipas bertuliskan namanya dan microphone.
Lu Ahn memanjangkan tangannya, tidak peduli siapa seseorang di depannya, yang penting Sunggyu harus mendapatkan ponsel Lu Ahn.
Sunggyu berpose pada kamera depan ponsel Lu Ahn. Menggemaskan!
Setelah selesai, Sunggyu mengembalikan ponsel Lu Ahn sambil tersenyum.
Kamsahamnida, Oppa!” teriak Lu Ahn. “Hya, Kim Tam, aku mimpi apa semalam?! Gyu berfoto di ponselku!”
“Hya, beruntungnya kau. Aku juga mau. Namu, ke marilah.” ucap Tam dengan nada bicara lirih.
“Hya, jangan seperti itu. Pasti ada saatnya kau beruntung.” Lu Ahn merangkul bahu Tam.
“Woohyun-oppa. Saranghae.” ucap Tam seraya melambaikan kipas bergambar wajah Woohyun.
Woohyun melempar senyum dan melambaikan tangannya pada Tam.
“Lihatlah, kau dapat double dari Namu!” ucap Lu Ahn.
“Bisakah aku mendapat selca dari Namu-ku? Hya, Nam Woohyun, saranghae!” teriak Tam setelah sadar barusan ia mendapatkan lambaian tangan dari Woohyun.
Mereka kembali menikmati lagu yang dibawakan Infinite. Di penghujung acara, MC mengumumkan siapa yang akan membawa pulang trophy malam ini. Dari hasil voting, Bad milik Infinite yang memenangkan suara dari voting.
Dabeak!
Trophy ke tiga!
Infinite tidak henti-hentinya mengucap terimakasih. Dan selalu ada kata Inspirit yang keluar dari setiap mulut member. Mereka benar-benar menyayangi Inspirit!
Kami menyanyikan lagu Bad bersama.
Setelah acara selesai, Tam dan Lu Ahn berjalan keluar dari tempat konser acara musik digelar.
“Aku senang sekali hari ini!” ucap Lu Ahn.
“Mereka benar-benar…… ah, bahkan aku tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata.” ucap Tam.
Sambil mendengar ucapan Tam, Lu Ahn merogoh saku celana jinsnya—mencari ponsel yang ia taruh seselesai mendapat selca dari Sunggyu.
“Kim Tam, kau melihat ponselku?” tanya Lu Ahn.
Ani. Kau menaruhnya di mana?”
“Aku menaruhnya di saku celanaku. Tapi tidak ada.” Lu Ahn mulai panik.
Jinjja? Apa mungkin kau lupa menaruhnya? Coba lihat di dalam ranselmu.” kata Tam.
Mereka berhenti sejenak di tempat yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk.
“Aku tidak peduli dengan apapun yang ada di ponselku, aku hanya memikirkan selca Sunggyu-oppa. Hya, Kim Tam. Eotteokhe?!” Lu Ahn mulai memasang tatapan sedih.
Omo. Kau benar-benar tidak memikirkan perasaan Lee Sungyeol.”
“Hya, Kim Tam! Bagaimana ini??!” Lu Ahn semakin panik.
Mi.. mianhe. Haruskah kita masuk ke dalam gedung untuk mencarinya?” usul Tam.
“Tapi ini sudah larut. Hya, au benar-benar belum melihat hasil foto Sunggyu! Bantu aku mencarinya.” Lu Ahn memohon.
Geurae. Mari kita masuk ke dalam.”
Tam dan Lu Ahn kembali masuk ke dalam. Mereka sempat berbincang dengan penjaga di luar ruang konser musik tadi digelar.
Jebal. Temanku benar-benar membutuhkan ponselnya. Tidak lama, sepuluh menit saja. Kumohon.” ucap Kim Tam.
“Tapi ini sudah larut. Bagaimana kalian pulang?” tanya pria penjaga itu.
Tam dan Lu Ahn diam.
“Kami dijemput pamanku.” ucap Lu Ahn.
“Bukankah Ayahmu anak tunggal dan Kakak dari Ibumu sedang pergi ke Tongyeong?” bisik Tam.
“Diamlah.” Lu Ahn menyikut Tam.
“Oh, arraseo.” Tam menganggukan kepalanya.
“Baiklah. Hanya sepuluh menit.” ucap pria itu.
Kamsahamnida.” Tam dan Lu Ahn membungkuk.
Mereka masuk dan mulai mencari. Lu Ahn mencari di tempat tadi mereka berdiri, sedangkan Tam mencari di sisi sebrangnya.
“Lu Ahn-ah, apakah ponselmu sudah ketemu?” tanya Tam.
“Belum. Apa di situ ada?” Lu Ahn bertanya balik.
“Sepertinya ponselmu tidak berjalan sampai sini.” Tam menghampiri Lu Ahn.
Seseorang dari kejauhan melihat Tam dan Lu Ahn. Ia menghentikan langkah untuk mengamati dua orang yang sedang mencari sesuatu di sini.
“Kim Tam, aku benar-benar belum melihat hasil selca Sunggyu-oppa.” ucap Lu Ahn, sedih.
“Aku mengerti perasaanmu. Tapi, kita bisa apa kalau ponselmu memang benar-benar hilang? Kita harus segera pergi.” ucap Tam.
Tam dan Lu Ahn keluar dari gedung.
“Hya. Apa masih ada bus beroperasi?” tanya Tam yang baru sadar bahwa ini sudah larut.
“Kupikir ini bukan hari keberuntunganku.” lagi-lagi Lu Ahn merasa sedih.
Tiba-tiba saja ada seorang pria menghampiri mereka.
Annyeonghaseo. Kenapa kalian belum pulang? Ini sudah larut.”
Sunggyu. Hya, leader Infinite menghampiri Tam dan Lu Ahn. Bertanya pada mereka!
Da.. daebak! Tam, Sunggyu-oppa bicara pada kita!” bisik Lu Ahn.
“Sunggyu-oppa, temanku sedih karena ponselnya hilang. Padahal tadi kau baru saja selca di ponselnya.” ucap Tam.
“Hya, bagaimana kau bisa menghilangkan ponselmu, padahal ada fotoku di sana.” ucap Gyu sambil menggaruk kepalanya dengan tangan yang memegang botol air mineral.
Joesonghamnida, Oppa. Aku juga tidak tau harus bagaimana.” kata Lu Ahn.
“Apa aku harus melakukan sesuatu?” tanya Gyu diselingi tawa.
“Hyung, kemarilah!” teriak Sungjong.
“Hya, kau sadar siapa kau? Bisa-bisanya menyuruh hyung-mu menghampirimu. Kau yang ke sini!” teriak Sunggyu.
“Lu Ahn, Sungjong-oppa!” antusias Tam.
“Mimpi apa kita semalam? Hya, ini benar-benar seperti mimpi.” ucap Lu Ahn.
Sungjong datang.
Waeyo, hyung?” tanya Sungjong.
Mwo? Kau yang memanggilku tadi.” kata Sunggyu sambil memicingkan kedua matanya. Benar-benar terlihat hanya seperti garis.
“Hyung, aku lupa.” kata Sungjong sambil tertawa.
Lalu Sungjong sadar ada dua orang wanita di hadapannya.
“Oh, aku tau kalian pasti Inspirit. Kamsahamnida sudah melihat kami.” kata Sungjong sambil menunjuk ke arah Tam dan Lu Ahn.
“Sungjong-oppa, Sunggyu-oppa, kami melihat kalian semenjak debut kalian Senin lalu. Chukae atas trophy yang kalian dapatkan.” ucap Tam.
“Seandainya kami bisa melihat semua member secara dekat, seperti sekarang Sunggyu-oppa dan Sungjong-oppa berada di depan kami.” ucap Lu Ahn.
“Bolehkah aku melakukannya untukmu? Aku merasa bersalah karena ponselmu hilang. Mungkin itu terjadi karena ada fotoku.” kata Sunggyu, polos.
“Oppa, jangan berpikir seperti itu.” kata Lu Ahn.
“Hyun, tapi Manajer sudah menyuruh kita untuk kembali.” ucap Sunjong.
“Sungjong-ah, aku memikirkan mereka berdua. Bagaimana mereka kembali ke rumah? Bus sudah tidak beroperasi.” ucap Sunggyu.
Sungjong membisikan sesuatu pada Sunggyu.
“Kalian mau kami antar?” tanya Sunggyu.
Ani, tidak perlu serepot itu, Oppa.” kata Lu Ahn.
Tam mencubit tangan Lu Ahn.
“Hya, ikutlah dengan kami. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada Inspirit.” kata Sungjong.
Akhirnya, Tam dan Lu Ahn naik ke mobil van Infinite.
Sunggyu, Sungjong, Tam, dan Lu Ahn berjalan bersama ke tempat parkir mobil van Infinite. Tam dan Lu Ahn berjalan agak di belakang Sungyu dan Sungjong.
“Hya, kalian berdua. Jangan seperti ini, kalian juga bagian dari Infinite.” Sungjong merangkul Tam dan Lu Ahn.
“Hyung, apakah mereka Inspirit?” tanya Dongwoo saat mereka sudah sampai di parkiran.
Ne. Di mana Manajer? Aku ingin bicara sesuatu padanya.” tanya Sunggyu.
“Dia mencarimu tadi. Sepertinya dia kembali ke dalam.” kata Hoya.
‘DAEBAK! AKU BENAR-BENAR MELIHAT MEREKA SEMUA SECARA DEKAT!’ benak Lu Ahn.
“Lu Ahn, apa yang terngiang di pikiranmu? Apa kita sedang bermimpi?” bisik Tam.
“Kalau benar ini mimpi, tolong jangan buat aku terbangun. Kim Tam, ini akan jadi sejarah untuk kita. Kita benar-benar melihat mereka lebih dekat dari nonton di baris paling depan.” ucap Lu Ahn yang juga berbisik.
Tanpa Tam dan Lu Ahn sadar, mereka berdua masih berada diantara Sungjong. Ya, Sungjong masih merangkul Tam dan Lu Ahn. Sedangkan mereka berdua bicara dibalik punggung Sungjong.
“Hahahahahaha. Kalian kenapa lucu sekali? Hyung, taukah? Kurasa mereka berdua benar-benar grogi.” kata Sungjong sambil tertawa geli mendengar percakapan Tam dan Lu Ahn di balik punggungnya.
Annyeonghaseo.” ucap Dongwwo, Hoya, L, Sungyeol, dan Woohyun.
Annyeonghaseo, Oppa.” ucap Tam dan Lu Ahn secara bersamaan.
“Hya, bukankah kau penggemarku?” tanya Woohyun menunjuk Tam.
N.. ne, Woohyun-oppa. Aku benar-benar penggemarmu. Tapi, aku juga menyukai kalian semua.” kata Tam.
Jinjja? Apa kau penggemarku juga?” tanya Sungyeol.
“Temanku ini, dia sungguh menyukaimu, Oppa.” kata Tam seraya merangkul Lu Ahn.
“Hya… aku benar-benar melihat pesona di matamu. Apa kau sungguh menyukaiku?” tanya Sungyeol.
“Inspirit, siapa namamu?” tanya Hoya pada Lu Ahn.
“Lu Ahn, temanku Kim Tam.” ucap Lu Ahn dengan nada bicara yang polos, membuat semua member (kecuali Sunggyu, karena ia tidak ada di situ) tertawa.
Geurae, Lu Ahn-ah, apa kau tidak takut dengan pertanyaan Sungyeol? Kau sungguh menyukainya?” tanya Hoya sambil terkikik.
“Hya, hyung!” kata Sungyeol.
“Aku menyukai kalian semua, Oppa.” kata Lu Ahn.
“Hyung, kita akan pulang bersama mereka. Sunggyu-hyung sedang membicarakan ini pada Manajer.” kata Sungjong.
Jinjja? Tapi, apa yang membuat kalian belum pulang hingga larut seperti ini?” tanya Woohyun.
Baru saja Lu Ahn hendak menjawab.
“Ponsel Lu Ahn hilang, lalu Sunggyu-oppa menawarkan kami berdua pulang bersama kalian. Sunggyu-oppa bilang, mungkin ponsel Lu Ahn hilang karena ada fotonya di ponsel Lu Ahn.” cerita Tam.
“Hahahahahahahaah! Jinjja?! Tidak biasanya Sunggyu-hyung merendah seperti itu.” semua member tertawa.
Tak lama, Sunggyu datang bersama Manajer sekaligus yang akan menyupiri Infinite.
Annyeonghaseo.” sapa Tam dan Lu Ahn saat Manajer datang. Manajer Infinite tersenyum, lalu duduk di belakang kemudi.
Mobil van ini berkapasitas 11 tempat duduk. Paling depan, dua kursi, dan tiga kursi untuk tiga baris ke belakang. Masing-masing baris memiliki tiga kursi.
Sunggyu duduk di samping Manajer. Di baris ke dua, Tam dan Lu Ahn, di belakang mereka berdua ada Sungyeol, Dongwoo, dan Sungjong. Dan di paling belakang ada L, Hoya, dan Woohyun.
“Kupikir aku belum tau nama kalian berdua.” Sunggyu menoleh ke belakang.
“Hyung, yang ini Kim Tam, dan ini Lu Ahn.” Sungjong yang duduk di belakang mereka berdua, memperkenalkan Tam dan Lu Ahn pada Sunggyu.
Aah, Kim Tam dan Lu Ahn.” gumam Sunggyu.
“Song Lu Ahn.” ucap Lu Ahn tanpa diminta.
“Hya, Song Lu Ahn, apa kau menyukai sebuah lagu?” tanya Sungyeol yang memajukan tubuhnya.
“Sungyeol-hyung, apa kau bertanya seperti itu karena namanya Song?” tanya L yang duduk di belakang Sungyeol.
“L-ssi,
diamlah, aku sedang tidak bicara denganmu.” ucap Sungyeol tanpa menoleh ke belakang, membuat member lain tertawa.
“Aku menyukai semua lagu kalian.” jawab Lu Ahn.
“Bernyanyilah!” ucap Sungyeol.
“Hya, Songyora. Apa kau sedang mengerjainya?” tanya Woohyun sambil tertawa.
“Lu Ahn-ah, apa kau merasa sudah masuk ke dalam trap-nya?” tanya Sunggyu.
“Tam, aku tidak bisa bernyanyi. Eotteokhe?” bisik Lu Ahn.
“Oppa, Lu Ahn bilang dia akan menyanyikan lagu Back.” kata Tam sambil tertawa.
Ani. Ani. Hya, Kim Tam!” ucap Lu Ahn.
“Woa. Bernyanyilah, kami akan mendengarnya.” ucap Sungyeol.
“Songyora, ada baiknya kau jangan ikut bernyanyi.” kata Woohyun.
L yang duduk di samping Woohyun, tertawa geli.
“Hya, Woohyun-hyung, mengapa kau selalu menyebalkan, bahkan di depan Inspirit sekalipun.” kata Sungyeol, membuat Woohyun tertawa.
“Aku tidak bisa bernyanyi. Suara Kim Tam lebih baik daripada suaraku.” kata Lu Ahn.
“Apa suaranya lebih baik dari suaraku juga?” tanya Sungyeol.
“Sungyeol-oppa, suaramu benar-benar keren.” Kim Tam memberikan kedua ibu jarinya.
“Hya, Kim Tam, apakah telingamu bermasalah? Kurasa kau perlu kuantar ke dokter spesialis pendengaran.” teriak Woohyun.
“Tam-ssi, apa kau memuji suara Sungyeol benar-benar dari hatimu?” tanya Sunggyu sambil terkikik.
Tam dan Lu Ahn benar-benar tidak bisa menahan tawanya.
Aniyo. Kalian memang benar-benar keren. Oppa, karena kami sedang berada dekat dengan kalian, bolehkah kami meminta foto kalian?” tanya Tam.
Semua member diam. Memikirkan apa yang terjadi selanjutnya jika foto yang Tam dan Lu Ahn dapatkan tersebar ke media. Bukan karena foto bersama mereka atau foto Infinite. Yang akan jadi masalah, jika mereka semua berfoto dalam satu mobil.
“Haruskah kita berfoto di sini? Aku takut terjadi sesuatu pada kalian berdua jika foto ini sampai tersebar ke internet.” kata Sunggyu.
“Apakah internet secepat itu?” tanya Lu Ahn.
“Hya, Lu Ahn-ah, apa kau tidak berpikir akan meng­uploadnya ke sosial mediamu setelah berfoto bersama Infinite?” tanya Tam.
“Aku ingin menguploadnya, tapi kan ponselku hilang.” ucap Lu Ahn, sedih.
Terkadang, Lu Ahn dan Kim Tam kalau sedang bicara suka tidak tau tempat. Seperti sekarang, seakan-akan member Infinite dan Manajer adalah sebuah patung. Alhasil, semua member terkikik sekaligus merasa iba dengan Lu Ahn.
Aaaaah, uljima, Lu Ahn-ah.” ucap member Infinite.
Ne? Ani, gwenchanayo.” kata Lu Ahn.
“Bagaimana kalau kita buat perjanjian?” usul Sungjong.
Mwo?” tanya Sungyeol.
“Kita berfoto, tapi kalian janji, foto itu hanya akan ada dalam ponsel dan komputer kalian. Kalau kalian ingin mengupload foto kalian bersama kami, kita bisa berfoto lagi kalau kalian datang untuk melihat penampilan kami.” saran Sungjong.
“Hya, Newclear (sebutan untuk fans Woohyun), datanglah besok kalau ingin mengupload foto kita bersama ke sosial mediamu.” teriak Woohyun yang membuat Tam kaget bukan main.
“Oppa, aku akan datang besok!” ucap Tam sambil menoleh ke arah Woohyun dan tersenyum.
“Hya…. Bagaimana denganku? Kurasa aku harus mendengar omelan orangtuaku dulu karena sudah menghilangkan ponsel.” ucap Lu Ahn.
“Kau benar-benar membuatku merasa bersalah, Lu Ahn-ah.” ucap Sunggyu.
Aniyo…” ucap Lu Ahn.
Mianhe, Lu Ahn-ah.” kata Sunggyu.
“Oppa, ini bukan salahmu. Geurae, aku tidak membahas ponselku lagi kalau itu membuat Sunggyu-oppa merasa bersalah. Mianhada, Oppa.” kata Lu Ahn sambil melempar senyum pada Sunggyu.
“Hya, bukankah kau seorang Yeollipops (sebutan untuk fans Sungyeol)?” tanya Sungyeol.
Aah, ne. Saranghae, Oppa.” Lu Ahn tersenyum.
Kemudian, Tam memberikan ponselnya pada Gyu. Karena Gyu berada paling depan, ia yang memegang ponsel.
Satu foto dapat.
Kim Tam dan Lu Ahn benar-benar mengambil kesempatan untuk berfoto bersama masing-masing member Infinite.
Setelah itu, Gyu mengambil foto Tam dan Lu Ahn bersama enam member Infinite.
“Tersenyumlah, aku akan memotret kalian.” kata Gyu seraya mengarahkan kamera ponsel Tam.
Sesudahnya, Tam melihat hasil foto-foto mereka tadi.
‘Hya, Lee Ho Won, kenapa kau harus duduk di samping Woohyun-ku. Aku kesulitan memilih sekarang.’ benak Tam sambil senyum-senyum sendiri melihat hasil fotonya.
“Oppa, kami akan segera turun di halte depan.” ucap Tam.
Jinjja? Kenapa cepat sekali.” kata Sungjong.
Kamsahamnida sudah memberi tumpangan untuk kami.” ucap Lu Ahn.
“Aku benar-benar senang hari ini! Woohyun-oppa, apa kau akan menepati janjimu besok?” tanya Tam.
Ye. Mari kita berfoto bersama.” jawab Woohyun dengan senyum yang dihiasi lesung pipi.
Mobil berhenti di tepi jalan.
“Infinite, jagalah kesehatan kalian.” ucap Tam.
Gomawo. Jaga kesehatan kalian juga.” ucap Sunggyu.
Kamsahamnida, Oppa. Kami tidak akan melupakan ini.” ucap Lu Ahn.
“Hya, kami tidak mengijinkan kalian melupakan ini. Kami juga akan selalu mengingatnya.” ucap L yang jarang sekali bersuara, dan sekalinya bersuara, perkataannya membuat Tam dan Lu Ahn merasa tersentuh.
Tam dan Lu Ahn segera turun setelah mengucapkan terimakasih pada Manajer Infinite.
“Hati-hati, salam untuk kedua orangtua kalian di rumah.” ucap Sunggyu.
Ne. Kalian semua juga hati-hati di jalan. Annyeong hee jumuseyo.” ucap Tam dan Lu Ahn.
Semua member melambaikan tangannya.
Tam dan Lu Ahn hanya tinggal berjalan kaki dari situ.
“Tam, kalimat apa yang cocok untuk mendeskripsikan hari ini? Haruskah aku berteriak? Aku benar-benar senang!” ucap Lu Ahn.
“Hya, bahkan hatiku sudah meledak sejak Namu mengajakku bicara tadi!” bicara Tam setengah berteriak.
“Kim Tam, kita harus menonton mereka besok!”
“Tidak ada alasan untuk tidak datang besok.” ucap Tam sambil tersenyum.
~
Keesokan harinya.
“Hya, kita telat 15 menit!” kesal Tam.
“Bus terlambat itu membuatku gila!” kesal Lu Ahn.
Tam dan Lu Ahn masuk ke dalam tempat konser tergesa-gesa dan sambil marah-marah. Mereka tidak menonton di baris paling depan hari ini. Menyebalkan!
Saat Infinite tampil menyanyikan lagu Bad, Tam dan Lu Ahn hanya bisa mendengar tanpa melihat dari dekat seperti kemarin.
“Hya, Kim Tam, haruskah kita menunggu di sini dulu seperti kemarin?” tanya Lu Ahn.
“Aku juga memikirkan hal itu. Tapi, kurasa penjagaan di tempat ini lebih ketat.” kata Tam.
Eotteokhe?” tanya Lu Ahn, sedih.
Tam diam memikirkan sesuatu.
Untuk keempat kalinya, Bad membawa pulang trophy.
Hingga selesai acara, di suatu ruangan.
“Hyung, apa menurutmu, Tam dan Lu Ahn menonton kita hari ini?” tanya Sungyeol pada Woohyun.
“Aku tidak melihatnya di barisan paling depan. Beberapa kali kuperhatikan, barisan paling depan selalu ada mereka kalau kita bernyanyi.” ucap Woohyun.
“Kau memperhatikannya? Daebak.” kata Sungyeol.
“Mereka datang, tapi ada di paling belakang saat kita tampil.” ucap Sungyu yang tiba-tiba masuk.
“Hyung, apa kau melihat mereka dengan matamu?” tanya Woohyun.
Sunggyu menatap sinis. “Katakan sekali lagi.” kata Sunggyu.
“Hyung, aku hanya bercanda.” ucap Woohyun sambil tertawa.
“Mereka berdua menunggu kita di dekat parkiran. Aku memanggil mereka saat mereka hampir keluar ruangan konser.” kata Sunggyu.
“Hyung, sikap kita tidak salah kan?” tanya Hoya.
Mwo? Bukankah kita sudah berjanji pada mereka semalam?” kata Sunggyu.
Di parkiran.
Mianhe, membuat kalian menunggu.” ucap Sunggyu diikuti enam dongsaeng di belakangnya.
“Hya, kalian, kenapa tidak berada di baris paling depan? Bukankah kalian selalu ada di baris depan kalau menonton kami?” tanya Woohyun.
“Bus yang kami taiki telat datang. Jadi kami tidak bisa berada paling depan. Tapi, yang pertama ingin kami ucapkan adalah, selamat untuk trophy ke empat kalian. Kalian benar-benar bad!” Tam memberi kedua ibu jarinya.
“Aku berdoa agar di setiap acar semacam ini, kalian selalu membawa pulang trophy.” ucap Lu Ahn.
Kamsahamnida.. kamsahmnida.” ucap ketujuh member.
Setelah itu, mereka berfoto bersama.
“Hya, bukankah kau ingin berfoto berdua denganku?” tanya Woohyun pada Tam.
Ne!” ucap Tam sambil tersenyum.
Hana.
Dul.
Set.
Klik.

Komentar

  1. njir, andai beneran. sering-sering aja hp lu ilang wkwkwk.
    gue kalo satu mobil ama mereka. gue pura-pura gapunya rumah biar diajak ke dorm mereka wakakakakak. DAEBAK! woohyun minta foto sm gue. weeey nikah aja langsung nyok!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]