Memahami Sebuah Rasa

Ketika jantung selalu berdetak cepat setiap bertemu.
Ketika detik selalu dimilikinya.
Ketika sujudku selalu berharap untuk bertemu.
Ketika air mata mulai menetes karena dia.
Entah sudah sampai di menit keberapa.
Wajahnya masih terus berotasi dalam pikiran.
Rasa ini sungguh tak kenal waktu, tak kenal situasi.
Dia mengunci tatap ini dalam malam.

Keinginan yang selalu berharap cepat-cepat esok.
Beberapa jam yang disisihkan untuk sekedar melihatnya dari kejauhan.
Berpapasan membuat tubuh seketika membeku.
Ingin menyapa, lidah terlalu keluh.
Tersadar, sudah ada yang hilang dari diri ini.
Tatapan pertama itu telah membuka hati yang lama tertutup.
Ucapan dalam tulisan itu sudah terlanjur merubah rasa.
Dan aku sudah paham rasa ini.

Mungkin terlalu cepat untuk dikatakan cinta.
Juga terlalu berlebihan untuk disebut jatuh cinta.
Hanya dalam hitungan hari, pantaskah disebut cinta?
Tapi saat cinta datang, dia tidak kenal waktu. Bahkan tanpa sadar.
Ya, kusimpulkan ini cinta.
Bodoh. Secepat itu aku menetapkan hati pada seseorang?
Maaf, aku sudah terlalu lama terpenjara dalam kesakitan.
Jadi, biarkan aku mulai merangkai rasa ini dari awal dengan segala sesuatu yang baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]