Fun Fiction: Come Back Again

Annyeong!
Fun fiction kali ini buatan temen yang juga Inspirit, biasnya dia Woohyun sama Hoya. Temen berangkat bareng&pulang. Salam kenal, namanya Tami..
-


“Hya! Sudahlah, jangan terus memandangi foto kecilmu itu. Lagi pula dia kan sekarang berada di dekatmu, kenapa harus sesedih ini?” ucap Woohyun mencoba menenangkan temannya itu.
Bukan, dia bukan hanya teman, tapi sudah Woohyun anggap seperti keluarganya sendiri.
“Hoya! Kau dengar aku?! Jangan bersedih lagi. Kau tahu? Aku selalu merasa tidak enak jika salah satu dari kita ada yang bersedih.” lanjut Woohyun seraya membentak dengan halus.
Namun Hoya tidak menggubris. Hanya terpaku melihat selembar foto yang kini ia pegang erat dan ikut hanyut dalam kenangan yang ada di foto itu.
“Hah, terserah kau saja. Aku ingin ke kamar. Aku ingin tidur. Aku harap kau juga ikut tidur. Istirahatlah! Minggu-minggu ini akan terasa melelahkan karena jadwal promo album kita.” dengus Woohyun yang agak kesal karena Hoya terkesan mengacuhkannya dan meninggalkan ruang latihan saat itu.
Meskipun begitu, Woohyun merasa iba dengannya, dan ia paham dengan masalah yang terjadi pada Hoya akhir-akhir ini.
Lagi-lagi Hoya hanya terdiam tanpa sepatah kata apapun dan membiarkan bayangan Woohyun meninggalkannya sendiri. Dingin.
~
                “Di sini kau rupanya, aku mencarimu sejak tadi, kau tahu?” seorang gadis berambut agak kecokelatan mengahampirinya, berdiri di depan Hoya. Tubuhnya membentur sinar matahari kala itu. Tergambar bayangan tubuhnya di lantai, indah dan ramping.
“Sebegitu rindunya kah kau? Baru tidak berjumpa sejak pagi saja kau sudah sekasar ini padaku.” ledek Hoya dengan melemparkan senyum manisnya kepada wanita yang sekarang ini sudah duduk tepat di hadapannya.
“Ramyun lagi? Sudah berapa kali aku memberitahumu untuk tidak makan makanan instan. Hya! Kau ingin cepat mati? Cobalah makan-makanan sehat. Aku bosan memberitahumu.” lagi-lagi wanita itu memarahi Hoya untuk ke sekian kalinya.
“Eunji-ah, jika aku mati, apakah kau akan menjadi orang yang pertama menangisi kepergianku? Ne, ne, ne kau tidak perlu menjawabnya. Karena aku sudah tau jawabannya. Sudah tidak bertemu denganku beberapa jam saja kau semarah ini. Bagaimana kalau aku mati? Kau pasti akan menabrakan diri supaya mati juga bersamaku.” ucap Hoya dengan sebegitu percaya dirinya.
Mata Eunji terbelalak, kaget dengan ucapan Hoya.
“Mwo? Hahahahaha lihatlah dirimu. Itulah sebabnya aku melarangmu makan-makanan instan. Karena cara berpikirmu kini sudah terlalu instan dan tak dipikirkan lagi.” setelah berbicara seperti itu, Eunji melanjutkan kegiatannya. Ya, Eunji pun kala itu sedang makan bekal yang ia bawa.
Hoya menatap tajam Eunji, lama-kelamaan ia hanyut. Ternyata wanita yang ia jumpai 12 tahun lalu kini sudah tumbuh dewasa dan semakin cantik.
Hoya hanya tersenyum dan tertawa kecil, kemudian disambut dengan cubitan hangat Hoya yang mendarat di pipi Eunji.
“Sudah pandai berbicara rupanya kau. Sampai-sampai mengejekku memiliki otak instan.”
Dengan cepat Eunji melepaskan cubitan Hoya dan kini mereka tertawa bersama.
~
Malam ini semuanya sudah berkumpul di Restoran seafood yang tak jauh dari dorm mereka. Tiba-tiba, salah satu di antara mereka menyadari sesuatu yang hilang.
“Di mana Hoya hyung? Mengapa dia tidak bergabung dengan kita?” tanya Sungjong dengan bingung.
“Hya, Songyora! Cepat SMS hyungmu itu. Atau perlu kau susul dia dan ajak Hoya makan bersama kita.” perintah Sunggyu selaku leader di grup yang digawanginya saat ini. Bukan hanya itu, tapi Sunggyu sudah seperti kakak bagi ke enam member lainnya.
Nega? Waeyo hyung? Haaaah kau memang selalu saja seperti itu. Selalu saja aku yang kau susahkan. Apakah aku terlihat sebagai member yang begitu menjengkelkan?” tanya Sungyeol sambil mendengus kesal dengan hyungnya itu.
Sunggyu hanya terkekeh melihat perilaku Sungyeol dan tak berkata apapun.
“Kau harusnya menyadari itu dari awal. Kau memang selalu menjengkelkan bukan?” tambah Sungjong yang ikut tertawa geli melihat tingkah Sungyeol.
“Hya, akan ku kejar kau! Dan tidak akan kulepaskan jika kau aku tangkap. Sungjong-ah!” ancam Sungyeol.
Palli! Susul Hoya sekarang. Makanan ini nanti keburu dingin,”
“Aku tidak pernah suka dengan suasana seperti ini. Kau tahu? Kita keluarga. Kita makan bersama, tidur bersama, berjuang bersama. Dan aku tidak mau salah satu dari kita melewatkan kebersamaan kita ini walau hanya sekadar makan malam.” ucap Sunggyu seraya menjelaskan.
“Waaah hyung, kau memang selalu terlihat hangat untuk dongsaengmu.” Dongwoo menimpali.
“Sudah. Uliga mogohabsida (mari makan)! Bungkus saja satu porsi untuk Hoya makan di dorm nanti.” Woohyun menengahi.
~
Eunji berlari di lorong kampusnya dengan senyum yang membingkai di wajahnya. Namun, di samping raut wajahnya yang senang itu, terlihat juga kebingungan yang hadir di wajah cantiknya. Ada seseorang yang ia cari.
KREEK. Eunji membuka pintu kelas namun dia tidak menemukan apa yang dia cari di ruangan itu. Memperhatikan setiap jendela pintu, berharap ia menemukan yang ia cari.
Kaki Eunji berhenti di depan pintu ruang perpustakaan. Dan dengan cepat dia membuka pintu.
“Aku mencarimu sejak tadi. Mengapa ponselmu selalu tidak bisa dihubungi di saat aku membutuhkanmu?” ucap Eunji dengan nada bicara yang kesal.
“Apakah kau tidak bisa hidup tanpaku? Jinjja? Aku memang tampan, tapi aku pemilih, arasseo?” Hoya kembali lagi dengan sifatnya yang besar kepalanya itu.
“MWOOOO?”
“Hya, pelankan suaramu! Kita sedang di perpustakaan!” Hoya berbisik kepada Eunji dan mengisyaratkan untuk mengecilkan suara. Dan tanpa disadari, semua mata yang ada di tempat itu memandang mereka berdua.
“Hoya, dorawa! Palli, palii, Palli. Aku akan memberitahumu sesuatu.” Eunji menarik tangan Hoya meninggalkan ruangan.
~
“BRRRRRRRTTTT” Hoya menyemburkan air mineral yang ia minum tadi. “Mwo? Kau ingin ikut audisi Manooj Entertaiment? Kau ingin jadi artis terkenal? Jinjja-ro? Hya yang benar saja.” Hoya tersentak dengan perkataan teman dekatnya itu yang memiliki keinginan menjadi artis terkenal.
“Aku ingin mewujudkan mimpi-mimpiku. Lagi pula, apa yang kau khawatirkan? Aku memiliki suara yang bagus. Aku yakin aku akan menjadi penyanyi yang terkenal nantinya.”
“Lihatlah dirimu! Agency mana yang akan menerima orang sepertimu? Tidak tinggi, memiliki selera makan yang besar, suka mendengkur saat tidur dan sangat galak. Eunji-ah, sadarlah!”
Ya, ternyata pengumuman bahwa Manooj Entertaiment akan membuka audisi sudah terkuak di media sosial. Itulah sebabnya Eunji sangat bersemangat memberitahu berita ini kepada Hoya.
Namun, bukan dukungan yang ia dapat, melainkan ejekan Hoya. Eunji menundukkan kepalanya. Terlihat sedih, wajahnya berubah muram.
“Hya! Kau marah padaku? Kau tersinggung dengan ucapanku tadi?” sambil menyenggolkan sikunya ke lengan Eunji. Hoya sadar bahwa ucapannya sudah keterlauan.
Eunji hanya diam memandangi lantai. Suasana menjadi hening, tidak ada suara yang keluar dari keduanya. Hoya yang sejak tadi memandangi Eunji, tidak berkata apa-apa lagi.
“Sudah sore, aku harus pulang. Aku harus mengerjakan tugasku.” Eunji berdiri.
“Biar aku antar seperti biasanya.” Hoya juga ikut bangun dari duduknya.
Eunji hanya diam dan berjalan tanpa menghiraukan Hoya yang berjalan tepat di belakangnya.
Merasa tidak nyaman dengan situasi seperti ini, Hoya berusaha menyamakan langkah Eunji.
“Kau masih marah padaku? Ne, ne, mianhe Eunji-ah. Aku tidak bermaks—“
“Pulang dan istirahatah!” tiba-tiba Eunji memotong pembicaraan Hoya dan tak sadar keduanya sudah  tiba di depan rumah Eunji.
“Eunji-ah, mianhada. Aku melarangmu ikut audisi bukan karena mematahkan impianmu. Aku tidak ingin kau melupakanku saat kau sudah menjadi artis terkenal nantinya.” ucap Hoya lirih.
Benar, itulah alasan Hoya sesungguhnya. Dia hanya tidak ingin Eunji meninggalkannya di Busan, tempat ia dibesarkan bersama Eunji.
Seakan tidak mempedulikan ucapan Hoya, Eunji hanya menghentikan langkahnya sebentar dan melanjutkan langkahnya lagi kemudian memasuki rumahnya.
“Aku akan menjemputmu besok, seperti biasa Eunji-ah. Dengarlah itu. Jangan berusaha menghindariku!”
~
Hoya membuka kulkas. Membuka lemarinya. Tidak ada makanan satupun. Hoya mendengus kesal.
“Harusnya aku ikut makan malam dengan mereka. Haaaaah aku sangat lapar!”
Tidak lama setelah itu, Sunggyu dan yang lainnya datang membawa kantong plastik yang berisi makanan.
“Makanlah, aku tahu kau lapar kan? Berusahalah untuk tidak melakukan apapun sendirian.” ucap Sunggyu sembari meletakkan makanan di atas meja.
Hoya hanya terdiam, memandangi Sunggyu dan kantong plastik berisi makanan yang diletakkan Sunggyu di atas meja.
“Sudah mencoba menghubunginya? Ayolah, jangan terlalu sedih. Aku yakin Eunji juga merindukanmu.” dari belakang, Woohyun menepuk pundak Hoya yang membuatnya seketika kaget.
“Hya! Eunji sudah menjadi artis sepertimu sekarang. Kau bisa menatapnya secara langsung dan di layar kaca. Kau juga bisa menyapanya. Mengapa harus bersembunyi seperti ini, Hoya-ssi?”
Hoya masih diam mendengar ucapan hyungnya itu.
“Sekarang makanlah. Jaga kesehatanmu. Jangan menyiksa dirimu sendiri. Kembalilah seperti Hoya yang biasanya.” ucapan Woohyun yang terlalu hangat untuk perilaku dingin Hoya saat ini.
~
3 bulan berlalu. Pertentangan terakhir antara Hoya dan Eunji kini sudah memudar. Mereka sekarang terlihat bersama lagi.
Dan perlu diketahui bahwa keduanya ternyata mengikuti audisi Manooj Entertaiment. Di benak Hoya saat itu adalah, keinginannya untuk tidak berpisah dengan Eunji.
Dia juga berpikir keputusannya tidaklah salah. Dia juga memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang akan menjadi modal audisi. Yang terpenting, dia tidak ingin Eunji menghilang dari sisinya.
“Chukae! Kau memang hebat, bahkan dengan modal kemampuanmu yang di bawah rata-rata itu kau bisa lolos audisi.” Eunji memberikan selamat kepada Hoya dengan candaan hangat.
“Eunji-ah, harusnya kau bangga. Aku ini selain berbakat dalam hal menyanyi dan menari, aku juga memiliki wajah yang tampan,” Hoya membanggakan dirinya sendiri. “Lalu bagaimana denganmu Eunji-ah? Apakah bakatmu yang pas-pasan itu memikat para juri?”
Hoya balik bertanya pada Eunji, karena ketidak-tahuan Hoya tentang pengumuman audisi itu. Bukan karena Hoya tidak sempat melihat pengumuman itu. Hanya saja Hoya tidak benar-benar menginginkannya.
“Ani… Aku harus berusaha di audisi lain waktu. Aku tetap berusaha untuk mewujudkan mimpiku.” Eunji menjawab pertanyaan Hoya dengan tersenyum.
Bukan itu yang Hoya inginkan. Bukan senyum yang terpaksa.
Hoya hanya terdiam, memandang lekat-lekat sosok yang ia cintai itu selama 10 tahun lamanya. Hanya bisa mencintainya dalam diam.
“Hya! Jika kau nanti menjadi artis terkenal, jangan lupakan aku. Kau tahu? Kau berhutang padaku. Akulah inspirasimu yang menjadikanmu ikut serta juga dalam audisi kemarin.” ucapan Eunji memecahkan lamunan Hoya yang sedang asyik memandang Eunji.
Hoya hanya menanggapinya dengan senyum. Tanpa berkata apapun.
Dalam perjanan pulangnya, Hoya hanya terdiam. Yang ia pikirkan kali ini adalah tentang audisi itu. Bukan karena ia menginginkannya, tapi ini yang dia takutkan; berpisah dengan Eunji.
Harapannya untuk terus berada di sisi Eunji patah karena audisi ini. Hoya terus menyesali keputusannya itu.
Tapi apa boleh buat. Hoya kini sudah harus mengikuti trainee untuk debutnya. Meninggalkan Eunji sendiri, berangkat ke tempat yang asing untuknya, Seoul. Dari kota Busan yang sudah menjadi saksi kebersamaannya dengan Eunji.
Beberapa hari kemudian, hari di mana perpisahan itu datang.
“Jaga dirimu baik-baik di sana. Waaaah, aku tidak menyangka bahwa temanku ini akan menjadi artis terkenal. Hya, berjanjilah padaku untuk selalu menjadi orang yang membanggakan. Dan tunggulah, aku akan segera menyusulmu!” ucap Eunji yang sedari tadi menemani Hoya untuk kepergiannya ke Seoul.
Suara gesekkan roda dengan rel semakin mendekat. Tanpa disadari telah sampailah waktu itu. Yah, untuk meninggalkan Eunji di Busan dan pergi ke Seoul. Hoya menjadi pendiam belakangan ini. Tak bersemangat.
“Naiklah, keretamu sudah datang.” kata Eunji sambil tersenyum.
Hoya hanya tersenyum pada Eunji, kemudian menaiki kereta. Sesekali dia melihat ke belakang, ke arah Eunji lebih tepatnya.
“Janganlah sakit Hoya-ssi, aku akan sedih nantinya. Kirimi aku pesan ya. Jangan lupakan aku!” teriak Eunji dari jendela luar kereta.
Hoya melempar senyum manisnya ke arah Eunji dari dalam gerbong kereta yang ia tumpangi, tanpa melepaskan pandangannya pada Eunji meskipun kereta sudah mulai berjalan. Pelan-pelan, sosok bertubuh mungil itu sudah tak terlihat lagi.
Pikiran Hoya kalut, hanya bisa diam. Hanya satu yang ada di benak Hoya. Dapatkah kita bertemu kembali, yang kusayangi, Eunji-ah?
~
Sungyeol keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu yang gelap dengan membawa laptopnya. Dengan cepat, Sungyeol menyalakan lampu ruang tamu itu.
“WOA! Hya hyung, kau mengagetkan aku saja. Sejak kapan kau di situ? Mengapa kau duduk dengan keadaan ruangan yang gelap? Kau sedang bersemedi?” tanya Sungyeol bertubi-tubi kepada Hoya yang kala itu sedang duduk di sofa.
“Kau benar-benar cerewet, Songyora.” jawab Hoya ketus.
Tidak menanggapi jawaban Hoya, Sungyeol langsung mengambil posisi duduk di samping Hoya.
Sungyeol membuka laptopnya. “Ah sial, eotteokhe? Pointku sudah berkurang banyak. Lihatlah, musuhku mengundangku dalam pertarungan. Bisa-bisanya mereka sombong seperti itu!”
Sungyeol terus saja membicarakan games yang sedang ia buka. Karena kesibukannya, dia hampir tidak pernah memainkan game online kesukaannya itu.
Hoya yang duduk di samping Sungyeol hanya diam memperhatikan dongsaeng-nya yang aneh itu. Tiba-tiba ada sesuatu yang melintas di pikirannya.
“Songyora, bolehkah aku meminjam laptopmu sebentar saja?”
Aniyo, aku tidak akan meminjamkan ini padamu. Lihatlah aku sedikit lagi menang!” balas Sungyeol tanpa menatap Hoya dan terus berkonsentrasi dengan apa yang ia kerjakan.
“YAK….YAK….YAK……! LIHATLAH HYUNG. AKU MENANG…………… ahhhhh kau (musuh dalam games) memang terlalu mudah untuk dikalahkan.” suara Sungyeol memecahkan kesunyian, Myungsoo terbangun dan berjalan menuju sumber suara.
‘Ternyata suara Sungyeol-hyung. Hah menganggu saja!’ ucap Myungsoo dalam hati.
“Hya! Sungyeol-ssi, kau tak sadar ini sudah malam? Bisa kau kecilkan sedikit suaramu itu?”
Wae? Sudah berani rupanya kau membentakku. Hya! Jangan terlalu serius Myungsoo, relaxlah sedikit. Wajah tampanmu akan memudar nantinya.” Sungyeol hanya menanggapi Myungsoo dengan candaan.
Myungsoo langsung menuju dapur, membuka kulkas. Mencari sesuatu yang bisa diminum.
Tak sadar, Sungyeol melepaskan pandangannya dari laptop ke arah Myungsoo. Hoya yang melihat kejadian itu, langsung dengan cekatannya menyambar laptop Sungyeol.
Sungyeol yang sadar bahwa laptopnya kini sudah tidak di depannya lagi, langsung memandang Hoya sinis.
“Hoya-ssi, kau sedang apa dengan lap—“ Sungyeol menghentikan kalimatnya.
Keingin-tahuannya memuncak.
“Waaaaah, banyak sekali dia mengirimu pesan. Siapa dia? Siapa Jung Eunji? Pacarmu?” lagi-lagi Sungyeol melemparkan banyak pertanyaan yang dia tahu Hoya tidak akan menjawabnya.
Sedangkan Hoya hanya terpaku di depan laptop membaca pesan-pesan yang Eunji kirimkan untuknya, dan Sungyeol pun juga ikut membacanya tanpa Hoya sadari.

28 September 2008

Hoya-ssi, apa kabar? Kau sehat kah di sana? Hya! Ceritakanlah masa-masa trainee-mu. Apakah mereka sangat kejam? Aku mengirimu pesan lewat email, karena aku tidak dapat menghubungimu lewat ponsel. Cepat balas pesanku ini!

Eunji




15 Februari 2009

Aku mendengar bahwa Cube akan membuka audisi, aku akan mengikuti audisi itu. Bagaimana? Kau setuju kan? Tunggulah! Aku akan menyusulmu.

Eunji




20 April 2009

Hya otak instan! Sebegitu sombongnya kau tidak membalas pesanku. Aku sudah menunggunya berbulan-bulan tapi kau tidak juga membalas.

Sangat melelahkan bukan menjadi seorang trainee? Hoya-ssi, fighting!:)

Eunji




5 Mei 2009

Aku tahu kau sibuk, jangan terlalu sering makan ramyun. Kebiasaan jelekmu itu akan menghancurkan tubuhmu. Bergaul lah dengan teman-teman satu trainee-mu itu. Kau terlalu dingin dengan orang lain.

Eunji




17 Agustus 2009

Aku akan mengirimu pesan terus, sampai kau membalasnya walaupun kau bosan, Hoya!
Kau tahu? Besok aku akan mengikuti audisi di CubeEnt. Aku harap kau memberi aku sedikit semangat seperti ini “Eunji-ah fighting!

Eunji




25 Oktober 2009

AKU DITERIMA HOYA-SSI! AKU AKAN SEGERA MENGIKUTI TRAINEE. AKU AKAN BERUSAHA MEWUJUDKAN IMPIANKU. BUKANKAH KOTA KITA TERCINTA AKAN BEGITU BANGGANYA DENGAN AKU DAN KAU?

Eunji




8 Desember 2009

Tidak kah kau ingin bertemu denganku? Walau hanya sebentar? Untuk memberikan aku selamat atas keberhasilanku? Jangan terlalu lelah!

Eunji




8 Juni 2010

Hoya, apa kabar? Maaf aku baru mengirimu pesan lagi. Aku begitu lelah menjadi trainee. Aku tahu kau pun merasakannya. Jadi, aku tidak akan memaksamu untuk membalas pesanku. Tapi aku harap kau membukanya lain waktu jika kau membaca pesan ini. Segeralah telepon aku. Aku dengar besok adalah hari debutmu. Aku akan melihatmu lewat tv. Waaaaah kau sudah hebat rupanya. Semoga Infinite sukses selalu. Hoya fighting!

Eunji




21 April 2011

Apink hari ini debut. Kau akan melihatku di tv! Hahahahah:D

Eunji




7 September 2011

Hari ini aku ke Busan, aku kembali ke tempat kita dulu dibesarkan. Ayahku meninggal, terlalu sibuk kah dirimu? Tidak inginkah kau menemuiku? Aku selalu melihatmu di tv. Aku senang kau sehat dan bahagia. Tapi apakah kau benar-benar sudah melupakan aku? Dulu di saat-saat seperti ini, kau selalu ada. Tapi kini kau sudah jauh. Amat sangat jauh. Sulit kujamah. Padahal kita sudah berada dalam kota yang sama lagi.

Terlalu banyak kenangan yang sulit dilupakan. Hya! Ara? Aku benar-benar marah padamu. Jangan berharap aku mengenalimu lagi. Aku pun akan melakukan hal yang sama denganmu! Aku tidak akan mengganggumu lagi.

Eunji.
Sungyeol dan Hoya terdiam. Pipi hoya sedikit basah karena air matanya jatuh. Sungyeol yang melihat Hoya hanya bisa terdiam dengan segala anggapan dalam otaknya.
Timbul rasa heran dari diri sungyeol. Hoya dan Eunji sudah saling mengenal. Namun mengapa keduanya seperti saling tidak mengenal? Ternyata Sungyeol sudah tahu jawabannya.
Hoya segera menutup laptop Sungyeol dan masuk ke dalam ruang latihan. Di sana dia menyendiri. Bukan, ia bukan tidak mau membalas pesan Eunji. Tapi dia tidak berpikir jika Eunji akan mengirim pesan lewat Email.
~
Saat Hoya hendak sampai di stasiun Seoul, Hoya meninggalkan ponselnya di kereta. Dia benar-benar tidak menyadarinya.
Semua kenangan tentang Eunji dan dirinya benar-benar hilang, termasuk pesan singkat, nomor telepon, dan foto selca dirinya bersama Eunji. Hanya tersisa foto lusuh Eunji dalam dompetnya.
~
“Ternyata mereka teman masa kecil, haaaaah kesalah-pahaman ini membuatku gila. Pantas saja Eunji terlihat dingin di depan Hoya-hyung. Padahal kita selalu bertemu di setiap acara televisi. Aku pikir karena mereka tidak pandai bergaul, tenyata mereka saling menyembunyikan masa lalunya.” gerutu Sungyeol di kamarnya sehingga tak sadar jika woohyun memperhatikannya.
“Hya, Sungyeol-ssi, siapa yang kau bicarakan itu?” Woohyun berucap di dalam kegelapan kamarnya.
“Waak, haah hyung! Kau mengagetkan aku! Bagaimana kau bisa mendengar pembicaraanku?”
“Songyora, pandailah sedikit! Bagaimana aku tidak mendengar, sedangkan kau berbicara dengan begitu kerasnya.” Woohyun mulai meledek dongsaengnya itu.
“Woohyun hyung, kau tahu hubungan antara Hoya hyung dan Eunji? Aku tadi tidak sengaja membaca pesan yang dikirimkan Eunji pada Hoya hyung. Waaah, daebak! Mereka ternyata sudah saling mengenal sejak lama. Bisa-bisanya dia menyembunyikan wanita secantik itu pada kita.” dengan cepat Woohyun memukul kepala Sungyeol.
“Hya!” teriak Sungyeol kesakitan.
“Jangan sembarangan bicara, Songyora! Haaah dosa apa aku sehingga bisa bertemu denganmu?” Woohyun benar-benar tidak percaya dengan sikap Sungyeol yang semakin membuatnya gila.
Jinjja? Orang seperti aku sangat langka. Aku akan menjadi orang yang pertama dirindukan oleh para member.” ucap Sungyeol dengan percaya dirinya.
“Tutup mulutmu, suaramu akan membangunkan yang lain. Lalu di mana Hoya? Di ruang latihan kah? Aku akan ke sana.” Woohyun segera ke ruang latihan, diikuti dengan Sungyeol di belakangnya.
Kali ini, Sungyeol sangat ingin tahu tentang masalah hyungnya itu.
KREEEEK.
Woohyun membuka pintu. Ternyata dia salah, dia tidak mendapati Hoya yang sedang menangis tersedu-sedu. Melainkan Hoya yang dengan semangatnya menari mengikuti alunan musik hip-hop yang berasal dari tape besar di dalam ruangan itu. Terhitung sudah 45 menit Hoya menari seperti itu. Itulah cara Hoya melampiaskan emosinya.
Terus bergerak mengikuti iringan lagu, sampai akhirnya dia kelelahan dan terjatuh. Hoya berteriak, melempar botol air mineral pada tembok yang ada di dekatnya. Terlihat begitu tertekan dan menyedihkan.
Sementara Woohyun dan Sungyeol hanya melihatnya di balik pintu. Mungkin Hoya butuh sendiri. Butuh menenangkan perasaan dan pikirannya yang kalut. Woohyun berbalik dan baru sadar jika Sungyeol mengikutinya dan dia sekarang sudah berada di belakangnya.
“Hya! Kau lagi? Ahhh jinjja!” gerutu Woohyun.
“Sssst! Jangan berisik hyung! Hah, mengapa kau begitu jorok? Lihatlah air liurmu sudah mengenai wajah tampanku.” Sungyeol yang memotong kalimat Woohyun itu langsung ilfeel pada hyungnya.
Mianhada Songyora, mari kita tidur saja. Kita tinggalkan Hoya sendiri.” Woohyun merangkul Sungyeol dan langsung ditepis oleh Sungyeol karena dia merasa risih. Namun Woohyun tetap memaksa Sungyeol untuk menerima rangkulannya itu.
~
Yeorobun, kemarilah. Aku akan memberi tahu sebuah berita.” Manajer Kwang memanggil para member Infinite untuk berkumpul.
Semuanya segera berkumpul di ruang latihan. Manajer Kwang memberitahu bahwa minggu depan Infinite akan diundang di acara reality show off air bersama Apink.
Apink—grup girls yang digawangi Eunji dan teman-temannya.
Semuanya kaget, tak terkecuali, Hoya.
Sungyeol yang mendengar berita itu langsung menatap Hoya. Ada sesuatu yang sedang Sungyeol pikirkan. Sebuah rencana muncul di benak Sungyeol.
Woohyun yang melihat gelagat Sungyeol, dengan cepat  memukulnya sambil berbisik.
“Hya, kau ingin mati? Tatapanmu sangat mengintimidasinya.”
Ne, hyung.” sambil mengeluarkan senyum khasnya.
“Menjijikan.” ucap Woohyun sinis.
~
“Kau tampan sekali hari ini hyung, apa karena kau ingin bertemu wanita cantik sehingga kau tampil menawan seperti ini?” ucap Sungjong seraya memuji Myungsoo.
“Bagaimana denganku? Aku juga tampan bukan?” tanya Sunggyu kepada Sungjong yang tak mau kalah dengan Myungsoo.
“Kau tampan hyung, tapi kau suka marah-marah.” lagi-lagi Sungyeol berulah.
MWO? HYA!” Sunggyu mulai geram.
Hoya, Woohyun, Dongwoo, Myungsoo dan Sungjong hanya tertawa melihat pertengkaran antara hyung dan dongsaengnya.
Yap, Hoya tertawa. Dia sudah tidak terlihat begitu menyedihkan. Mungkin pertemuan dengan Eunji akan menjadi obat untuk Hoya meskipun hanya menatapnya, tanpa saling bertegur sapa.
Tiba saatnya mereka semua mengambil adegan dalam reality show.
CUT! YAK!” ucap sutradara Kim yang disambut tepuk tangan meriah kepada member Infinite dan Apink, seraya menunjukkan telah berakhirnya syuting hari ini.
“Kerja yang bagus, sekarang marilah kita beristirahat dan makan-makan. Semoga acara ini bisa sukses seperti biasanya.” sutradara Kim menambahkan kalimatnya sambil bersalaman mengucapkan terima kasih kepada semua member atas kerjasamanya.
Beberapa menit kemudian, Sungyeol mengisyaratkan sesuatu pada Dongwoo.
DORAWA, PALLI!! JANGAN BANYAK BERTANYA. IKUTI SAJA AKU. JIKA KAU TAK INGIN MEYESAL!” Sungyeol dan Dongwoo menarik tangan Hoya dan mengajaknya ke suatu tempat.
Hoya yang bingung hanya menuruti Sungyeol dan Dongwoo.
Setelah lama berjalan, akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Sungyeol mendorong Hoya dari belakang. Dan menganggukan kepalanya, memberi tahu bahwa sudah ada wanita yang menunggunya.
Hoya terkejut sekaligus bertanya-tanya, apakah yang sebenarnya mereka rencanakan?
Hoya mengambil beberapa langkah, dia mendapati Eunji sedang duduk di kursi panjang. Cahaya bulan membentur tubuh mungilnya, disertai angin yang bertiup sayup.
Matanya yang agak sipit, rambutnya yang terurai, dan kakinya yang ramping membuatnya begitu anggun. Jangan tanya gurat wajahnya, semua laki-laki akan mengatakan “iya” untuk melihatnya.
Sungyeol dan Dongwoo mengintip di sela-sela ranting. Tak lama, seseorang menghampirinya. Bomi, yang membawa Eunji atas perintah Sungyeol.
“Kerja yang bagus.” Sungyeol memberinya jempol.
“Sudah lama menunggu? Boleh aku duduk di sini?” Hoya membuka percakapan. Tapi Eunji hanya diam. Memandang Hoya sebentar, kemudian menatap rumput.
Hoya duduk di samping Eunji. Setelah beberapa menit terdiam, Hoya mulai berbicara.
Mianhe, aku benar-benar tidak bermaksud melupakanmu. Ponselku hilang saat tiba di Seoul, aku tidak pernah hafal nomor ponsel seseorang, kau tahu kan itu? Dan sungguh aku tidak tahu jika kau mengirim pesan lewat email. Eunji-ah maafkan aku.” ucap Hoya to the point.
Hoya memang memiliki kebiasaan buruk. Terlalu sulit menghafal sesuatu. Jelaslah, yang dia hafal hanya tentang Eunji.
“Soal ayahmu, aku turut sedih mendengarnya. Dia sosok yang baik. Sudah seperti ayahku. Tapi percayalah Eunji-ah, aku sangat merindukanmu. Perlu kau ketahui, aku mengikuti audisi pada awalnya bukan karena keinginanku. Tapi aku hanya tidak mau berpisah denganmu. Aku ingin terus ada di sisimu. Yang ada di benakku, jika aku mengikuti audisi bersama dengamu, aku akan terus bersamamu pergi ke Seoul. Tapi keadaan berkata lain. Kita tetap dipisahkan.” Hoya menjelaskan dengan nada lirih.
“Aku sangat bahagia. Kau tahu kenapa? Tuhan menemukan kita kembali, walau dengan suasana yang berbeda. Biasanya kau banyak bicara, memarahiku, melarangku makan ramyun dan memukul kepalaku. Namun, kini kau hanya diam saja bahkan menatap aku pun kau tidak mau.”
Hoya memaksa Eunji untuk mengingat kembali kenangannya itu. Air mata Eunji jatuh. Sekejap kenangan itu muncul di kepala Eunji.
“Eunji-ah, aku menyukaimu. Sangat. Sejak kita berada di bangku SMP.”
Mata Eunji terbelalak kemudian menatap Hoya lekat-lekat.
‘Benarkah laki-laki ini sudah lama menyukaiku?’ tanya Eunji dalam hatinya.
“Aku selalu merindukanmu, bahkan sampai saat ini. Memandangi fotomu yang jelek itu. Menatap tv dengan serius saat kau muncul di tv. Kau sudah banyak berubah.” Hoya yang tadinya menunduk mulai mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Eunji. Ternyata Eunji sedang memandangnya.
“Hoya-ssi,” Eunji mulai angkat bicara. “Kau sudah banyak bicara, kepalaku pusing mendengar ocehanmu.” Eunji menatap sinis Hoya. Namun Hoya membalasnya dengan senyum hangat. Senyum yang sudah lama Hoya tinggalkan di Busan.
Suasana mulai mencair. Kini, Eunji yang ia cintai sudah kembali. Hoya benar-benar bersyukur.
“Lalu bagaimana?” Hoya membiarkan pertanyaannya menggantung.
Ne? Waeyo? Apa maksudmu?” Eunji tidak mengerti maksud Hoya.
“Hya! Aku sudah mengungkapkan semuanya, apakah kau tidak terharu? Kau tidak ingin mengatakan bahwa kau juga menyukaiku? Harusnya kau bersyukur ada laki-laki yang mau menunggumu selama ini. Menunggu wanita yang suka mendengkur dan kasar.” ledek Hoya dengan nada agak kesal.
Eunji hanya tersenyum, menunduk dan kembali menatap Hoya.
“Tidak maukah kau memelukku sekali saja? Sejak kau di sini, kau hanya bicara dan membuat kepalaku pusing. Aku juga menyukaimu. Aku merindukanmu. Sangat amat.”
Tanpa ragu-ragu, Hoya segera meraih Eunji dan memeluk erat-erat wanita yang sudah lama ia rindukan. Keduanya meneteskan air mata. Kerinduan yang tertumpahkan. Indah.
Sungyeol yang melihat adegan itu, ikut hanyut dan terharu. Tak sadar bahwa dia juga memeluk seseorang. Bukan Bomi yang dia peluk, tapi Dongwoo. Dongwoo yang merasa risih langsung memukul tangan Sungyeol.
“AAK, SAKIT HYUNG!” rintih Sungyeol.
Bomi hanya tertawa yang melihat tingkah Dongwoo dan Sungyeol.
“Bagaimana kau merubah penampilanmu? Kau dulu hanyalah gadis yang cupu. Waaaaah dengan penampilanmu sekarang, semua orang tak akan percaya bahwa kau suka mendengkur dan mengupil.” Hoya mengejek Eunji lagi.
Eunji melepaskan genggaman tangannya dari Hoya dan menatapnya sinis.
“Berjanjilah padaku untuk tidak dekat dengan laki-laki manapun. Tidak selca-selca atau bercakap-cakap secara intens,” ucap Hoya. “Hya Nona Jung, jika kau mulai main-main di belakangku, bersiaplah untuk mati!” ancam Hoya dengan menyodorkan jari kelingkingnya pada Eunji. Eunji meng-iya-kan dan melingkarkan kelingkingnya dengan kelingking Hoya.
~
Saat di mobil menuju dorm.
“Jangan senyum-senyum seperti itu, kau tahu betapa menjengkelkannya dirimu kemarin?” ucap Sungyeol sinis pada Hoya.
Hoya bukannya marah dengan perkataan Sungyeol tapi malah memeluk Sungyeol dengan gemasnya.
Gomawooooo. Saranghae!!!
“Hya! Kau bukan memelukku, tapi mencekikku hyung.”
Melihat kelakuan Hoya dan Sungyeol membuat Sunggyu tersenyum.
“Hoya-ssi, hajima! Jangan pernah lakukan hal seperti itu lagi. Kita ini keluarga, seharusnya kau menceritakan masalahmu. Bukannya menghindar.”
NE, HYUNG!” seraya memberi hormat pada Sunggyu.
“Woooooaaaa Sungyeol hyung kau memang hebat. Daebak! Idemu brilliant!” Myungsoo memuji kerja Sungyeol. Kali ini otak Sungyeol benar-benar dipergunakannya dengan baik.
“Kau memang dapat diandalkan Songyora.” tambah Woohyun.
Kebahagiaan Hoya bertambah, ketika dia mendapati Keluarga baru yang sangat peduli padanya. Sekarang bukan hanya Eunji, tapi Hoya mulai mencintai keluarga barunya.
“Hoya-ssi, kau tahu tadi ketika aku dan Sungyeol melihat kau memeluk Eunji? Sungyeol malah memeluku. Sudah tidak waras rupanya dia.” cerita Dongwoo.
Jinjja?!” semuanya serentak mengatakan kata yang sama.
“HYAAAAA! HAJIMAAA! JANGAN BICARAKAN ITU DI DEPAN MEREKA!” Sungyeol geram pada Dongwoo.
Semuanya menertawai Sungyeol. Keceriaan menemani perjalanan pulang mereka. Sangat hangat dan indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]