Cerpen: Tea VS You

Pahit bagi seorang Cleopatra menjalani hari-harinya yang setiap paginya selalu mengeluh "Mahhhh, Cleo gabisa pup". Mungkin ibunya sudah terbiasa dengan 'alarm pagi' seperti itu. Cleo hanyalah seorang siswi kelas 2 SMA, dengan berat badan yang ideal, tapi masalah yang akhir-akhir ini berteman dengannya adalah susah buang air besar.

Rabu pagi ini, Cleo sudah rapi dengan seragam sekolahnya, tapi belum juga memakai sepatu. Padahal, menurut jam di dinding, bel masuk sekolah Cleo tinggal 15 menit lagi. Cleo keluar dari kamar, berjalan menuju dapur dengan tampang melas, menghampiri ibunya yang sedang menyediakan sarapan untuk ayah Cleo.

"Mah...." panggil Cleo sambil bersandar di dinding.
"Cleo, itu teh nya udah mamah buatkan, cepet di minum, terus langsung berangkat sekolah, nanti telat lagi loh" ucap mamahnya tanpa menoleh sedikitpun dari meja dapurnya.

Cleo berjalan menuju meja makan, duduk di salah satu kursi, dan menimang secangkir teh yang masih hangat. Aroma teh itu berhembus mampir di lubang hidung Cleo, bagi Cleo, bau teh tersebut bukanlah bau asing. Itu adalah minuman Cleo setiap pagi dan malam. Sekitar 2 pekan sudah Cleo menjalani rutinitas minum teh penglancar buang air, namun hasilnya nihil. Cleo selalu sulit buag air besar.

"Mah, ini isinya sampah Cleo dua hari. Sakit mah...."
"Yaudah diminum makanya tehnya, biar bisa buang air"
"Bukan buang air, tapi malah buang tenaga. Cleo keabisan tenaga gara-gara semaleman di kamar mandi"
"Ngapain kamu semaleman di kamar mandi? Kamu aneh-aneh aja"
"Menurut mamah aku ngapain? Ngerjain tugas??"
"Emang kamu ngapain semalaman di kamar mandi? Mandi?"
"Berusaha ngeluarin tabungan ini mah....."
"Ohhhh iya mamah paham hahahahahaha"

Cleo mencibir.

"Ka Kai udah berangkat ke kampus?"
"Udah dari setengah jam yang lalu"
"Mah, hari ini Cleo izin yaa"
"Ehhh ngga ada izin-izinan. Sebentar lagi ujian nasional juga!"
"Tapi perut Cleo sakit mah"
"Nggak, pokonya nggak. Mama ngga mau di panggil guru BP lagi cuma gara-gara absensi kamu segunung dengan alasan pencernaan ngga lancar. Konyol"

Cleo cemberut.
"Udah cepet pake sepatu! Minum dulu nih teh nya"

Dengan amat sangat terpaksa Cleo minum teh super pahit itu. Berkali-kali Cleo menjulurkan lidah karena rasa teh nya kelewat pahit.

"Abisin buruan. Tuh sepatunya udah mama ambilin, pake!"
"Iya mamah bawel" kata Cleo seselesai meneguk teh pahitnya.

Sekitar jam 6.25 Cleo berangkat sekolah. Dan sesampainya di sekolah, gerbang hampir saja di tutup. Jelas saja, Cleo sampai sekolah jam 6.45. Cleo berjalan setengah lari dari gerbang depan menuju gerbang dalam. Belum selesai penyiksaan Cleo pagi itu, sesampainya di gerbang dalam, Cleo di hentikan oleh guru piket, dan segera di berikan hukuman.

"Kamu lagi kamu lagi. Ngga bosen setiap hari lari muterin lapangan?" ucap guru piket, Pak Ega.
"Bapak kan tau masalah saya apaan, maaf pak. Kali ini jangan di suruh lari ya. Saya abis minum teh pahit itu lagi. Mamah saya maksa, masa bapak tega sih?" ucap Cleo sambil ngos-ngosan.

Pak Ega geleng-geleng kepala, "Kamu jangan curhat". Kemudian mengeluarkan kalimat yang sangat di benci Cleo akhir-akhir ini. "Cepat lari dua putaran!"
"Kalo saya pingsan, bapak tanggung jawab ya" dan kalimat ini sudah lebih dari seratus kali Cleo ucapkan pada Pak Ega.

Baru saja Cleo menaruh tas di pinggir lapangan dan bersiap untuk lari, 'Dia!' batin Cleo. Sekitar satu menit percakapan diantara Elang dan Pak Ega, dan sepertinya Elang akan menyamai posisi Cleo.

"Hahahahaha, lari juga lo El?" tanya Cleo, basa-basi.
"Enggak, gue lagi kayang" jawab Elang asal.
"Mana kayang? Orang lo lari sama kaya gue. Ngaco lo"
"Tau gue lari sama kaya lo pake di tanya"
"Galak banget lo sama gue"
"Mananya galak? Kan emang bener, elo nanya pertanyaan yang jawabannya udah lo tau sendiri"
"Susah deh ah ngobrol sama lo!" Cleo lari mendahului Elang. Elang tetap stay cool.

"Emang dasar cowo, ngga peka! Ngga bisa bedain mana mau ngobrol mana mau ngode. Ahelah El, bisa-bisanya lo jadi mantan gue" cibir Cleo bicara pada dirinya sendiri.
"Untungkan kalo mantan, coba kalo masih jadi pacar, batin juga kan ya.." ucap Elang menyamai langkah Cleo. Cleo kaget setengah mati, matanya membulat menatap Elang.
"Nguping aja hobi lo"
"Ngga nguping, tapi kedengeran. Salah sendiri ngomongnya pake volume. Harusnya di mute aja biar ngga kedengeran"

Garing! Sebenernya garing, tapi rasanya Cleo mau ketawa, tapi disisi lain Cleo kesel. Bisa-bisanya Elang ngomong tanpa ekspresi. Bikin Cleo susah untuk menebak apa maksud Elang ngomong barusan. Mereka masih berlari.

"El, gue boleh ngomong nggak?" jantung Cleo dag dig dug.
"......"
"Lo tau nggak sih kalo akhir-akhir ini lo nyebelin? Jutek banget kalo sama gue. Kenapa sih? Kita pernah ada masalah emangnya?"
"......"
"Oke, gue emang pernah salah, tapi kan gue udah minta maaf"
"....."
"El, jangan diem aja kenapa. Jawab pertanyaan gue!"

Cleo berhenti di ujung lapangan, di bawah ring basket.
'Elang mana? Jadi daritadi gue ngomong sendirian? Bego! Goblok kuadrat!!!'

Cleo segara putar balik ke pintu gerbang tempat Pak Ega berdiri dengan cengirannya kali ini.
"Kamu memang siswi paling rajin Cleo. Saya cuma nyuruh kamu lari dua puteran, tapi kamu malah lari tiga puteran" kata Pak Ega dengan tawa ngeselinnya.

'Sial! Kalo udah dua puteran, kenapa dia ga manggil gue!' batin Cleo.
"Yaudah ah saya masuk kelas" ucap Cleo setelah menjabat tangan Pak Ega.

Di kelas...
Duduk memperhatikan papan tulis yang penuh dengan rumus matematika membuat Cleo mual, mulas, sekaligus ngantuk. Cleo menopang pipi kirinya dengan tangan kirinya, dan niat ngga niat melihat Bu Dessy menjelaskan tentang logaritma. Cleo buang pandangan, mencari objek yang enak di lihat. Sampailah pada objek yang ada di ujung tembok, berada di barisan sederet dengan Cleo.

'El, ko lo jutek banget sih? Padahal gue kan cuma mau temenan baik lagi sama lo. Eh, baikan apa balikan ya? Ngga deng, cuma mau memperbaiki yang salah. Apa lo udah ada yang baru El? Cepet amat, gue aja masih stuck di elo. El, nengok dong. Ngga bosen apa liatin Bu Dessy yang basket?' Cleo malah berargumen sendiri dalam hati.

Lima detik kemudian, Elang menoleh ke arah yang sedang memperhatikannya. Cleo menyunggingkan senyum anehnya, tapi Elang malah geleng-geleng kepala, seolah bersikap untuk bertanya 'Ngapain lo ngeliatin gue?!'. Setelah itu Cleo langsung merasa kora-kora Dufan sedang berayun di perut Cleo.

"Bu, izin ke kamar mandi" ucap Cleo dengan keringat dingin yang perlahan muncul dari pelipisnya, dan bulu-bulu di tangan Cleo juga sudah berdiri. Lalu Cleo keluar kelas, berlari menuju toilet di lantai 3.

"Kamprettttttt! Pehape!!!!!! Gue udah cape-cape lari-larian ke toilet cuma buat ngeluarin lo, tapi lo malah tega ngebiarin perut gue ngerasa di gantungin. Pokoknya gak lagi-lagi gue ketipu sama tipuan lo!" entah Cleo bicara dengan siapa, atau pada apa?-__-

Cleo keluar dari bilik kamar mandi dengan perasaan tidak puas. Cleo benar-benar kaget mendapati sosok Elang sedang berdiri di depan balkon lantai 3 depan toilet. Kali ini Elang membelakangi Cleo.

"El, lo ngapain disini?" tanya Cleo.
"Terserah kaki gue dong"
"Ko? Ih, gue kan nanya"
"Oh, lo nanya?"
"Menurut lo?" ucap Cleo ngga kalah ketus.
"Nih, lo minum ini. Lo ngga bakal di pehapiin lagi sama sampah di perut lo"
'Elang denger omongan gue selama di toilet?!' benak Cleo.

Setelah bicara begitu dan memberikan Cleo sekapsul yang entah apa namanya, lengkap dengan air mineralnya.

'Elang ngasih gue obat? Peduli amat. Eh, tapi ini air mineralnya baru. Segitunya banget. Apa jangan-jangan tujuan dia kesini cuma mau ngasih gue ini? Baik banget sih El...' batin Cleo sambil menimang-nimang kapsul dan juga sebotol air mineral yang Elang berikan, tidak ketinggalan senyum ge-er nya. Cleo langsung minum obat pemberian Elang, setelah minum, Cleo beranjak ke kelas. Begitu sampai di depan kelas, Cleo mengurungkan niatnya membuka pintu kelasnya, karena mendadak ada panggilan dahsyat dari perut. Sesegera mungkin Cleo mencari pertolongan pertama.

Tidak peduli yang Cleo masuki adalah toilet cowo, yang jelas harus sesegera mungkin Cleo mengeluarkan sampah 2 harinya itu.

Bel pulang berbunyi. Seluruh siswa yang kelasnya di lantai 2 berlomba untuk keluar kelas, ramai. Tidak lama, Cleo keluar dari bilik satu diantara empat bilik toilet laki-laki. Keluar dengan perasaan puas. dengan mata terpejam dan mengelus perutnya.

"Akhirnya lo ga pehape lagi" gumam Cleo. Cleo masih berdiri di depan bilik satu. Tiba-tiba seseorang berteriak, arahnya dari dalam, diantara bilik tiga dan empat.

"Eh Cleo, ngapain lo di toilet cowo????!!" tanya seorang cowo sambil meresletingi celananya, membelakangi Cleo. Cleo menoleh, dan "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa porno!!!!!" Cleo langsung kabur dengan mata terpejam, lari menuju kelasnya, di paling pojok.

BUK!
"CLEOOOOOOOOO"
Cleo sadar dia telah menabrak seseorang, kali ini kepala Cleo berdenyut karena telah menabrak dada seseorang. Cleo kenal wangi parfum ini. Cleo masih menutup matanya. Seseorang yang Cleo tabrak langsung menarik tangan Cleo yang menutupi mukanya ke bawah.

"Lo abis ngeliat setan apa lagi di kejar setan?" tanya Elang dengan nada teramat jutek.
'Ngomong sama setan, eh mantan' benak Cleo sambil menatap Elang sedikit kesal.
"Bukan ngeliat setan, bukan juga di kejar setan" ucap Cleo.
"Terus? Lo pikir badan gue ngga sakit ya lo tabrak? Ini kepala apa batu tulis sih, sakit banget!"
"Emang lo kira kepala gue juga ngga pusing ketabrak badan lo?! Sakit!!" kata Cleo ga kalah jutek.
"Emang lo abis ngapain sampe lari-lari??!"

Cleo diam, menatap Elang.
"Ngga tau, lupa, amnesia" kata Cleo segera pergi dari hadapan Elang.
"Ehhhhh" Elang menarik tangan Cleo dan menempatkan ke tempat semula Cleo berdiri; di hadapan Elang.
"Apaan lagi Elang?"
"Lo abis liat apaan?"
"Gue cuma abis buang air di toilet cowo" ucap Cleo, pelan.
"Hah? Terus kenapa sampe lari?"
"Emmm.. Soalnya... Soalnya... Emang lo perlu banget tau?!"
"Perlu. Jawab cepetan"
"Pas gue keluar dari kamar mandi, gue liat Reno abis pipis"

Elang diam, kaget, mencoba mengatur ekspresinya.
"Tapi lo ngga liat......."
"Stop! Cukup. Mata gue masih suci!"
"Oh bagus deh"

'Oh, bagusdeh. Apaan maksud ucapannya ya?' benak Cleo.
"El, gue mau ke kelas"
"Yaudah, ke kelas tinggal ke kelas ribet banget"
"Lepas dulu kali. Dari tadi lo megang tangan gue udah kaya ayam yang diiket kakinya" ucap Cleo senyam senyum.
"Eh, maaf" Elang salah tingkah. "Yaudah sana lo ke kelas" kata Elang, jutek.

Elang segera pergi dari depan kelas.
"Elang"
"Apaan lagi?" jawab Elang, menoleh ke belakang.
"Obat dari lo manjur, makasih ya". Elang mengangguk irit.

Sikap Elang terhadap Cleo benar-benar membuat Cleo bertanya-tanya, bagaimana perasaan Elang terhadap Cleo sekarang? Kenapa sikapnya selalu berubah?

Malamnya, sebelum tidur. Cleo membawa secangkir teh hangat ke kamarnya, duduk di jendelanya sambil mengingat kejadian tadi siang di sekolah. Cleo menyeruput teh itu.
"El, kalo di pikir-pikir lo itu kaya teh ya. Kadang manis, kadang nggak kalah pait kaya teh yang lagi gue pegang. Sebenernya gimana sih perasaan lo ke gue sekarang..." gumam Cleo.

KLING. Lampu hijau menyala dari ponsel Cleo yang di letakan di atas kasurnya.
"Siapa yang ngeline gue?" gumam Cleo. Cleo mengambil ponselnya, dan segera membuka pesan line.
"Elang?! Panjang umur lo, baru aja gue ngomongin lo sama cangkir teh pait ini. Ah jodoh emang!" girang Cleo yang yang langsung fokus pada ponselnya, dan menaruh cangkir berisi teh pahit itu di meja sebelah tempat tidur Cleo.

Senyum-senyum, teriak, bergumam, kesal, ketawa, mencibir, guling-gulingan, lompat-lompatan, dan lain-lain hanya karena membaca balasan conversation dari Elang. Dan pesan terakhir yang dari Elang sebelum tidur adalah,

-Tidur lo, jangan lupa lo abisin dulu teh nya-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]