Karena Kamu
Terlalu sulit untuk memulai suatu paragraf. Tak tau apa yang sedang memenuhi isi kepalaku. Hari ini aku cukup istirahat, makanku cukup. Lalu, apa yang salah? Aku benar-benar tak paham, apa yang sedang kuresahkan.
Memikirkan sesuatu yang seharusnya sudah kubuang dari kemarin. Kurasa, aku terlalu menekankan perasaan ini. Aku lelah. Harus kemana aku meluapkan semuanya? Ingin sekali menangis puas lengkap dengan teriakan seperti waktu dulu. Aku lelah. Sungguh, aku lelah.
Sekarang, siapa yang mau mendengar isak tangis dan bisingnya teriakanku? Sungguh, aku butuh pendengar. Aku ingin berbagi rasa sesak ini. Aku ingin berbagi kegelisahan ini.
Tuhan, aku harus apa? Aku harus bagaimana? Seseorang itu sudah membuatku menjadi begini. Kumohon, sampaikan padanya tentang rasa ini, tentang kepiluan yang memelukku malam ini. Aku mohon, aku ingin dia tau tanpa harus kukatakan. Aku lelah memendam semua ini.
Lagu yang sekarang kudengarkan, membuat pelupuk ini memberat, membuat dada ini semakin sesak.
Dan kamu hanya perlu terima, dan tak harus memahami, dan tak harus berpikir, hanya perlu mengerti, aku bernapas untukmu. Jadi tetaplah disini, dan mulai menerimaku. Cobalah mengerti, semua ini mencari arti, selamanya takkan berhenti. Inginkan rasakan rindu ini menjadi satu, biar waktu yang memisahkan.
Aku tak tau caranya memulai. Haruskah aku berharap lagi? Berharap akan datang waktunya untuk kamu mengetahui semuanya, tanpa satu kata yang terungkap dariku.
Andai kamu tau, tulisan diatas teruntuk dirimu. Kamu yang hatinya sekeras batu karang, sedingin es di kutub, setinggi langit ke tujuh, sedalam-dalamnya samudera. Kamu yang sangat sulit kujamah, sangat sulit untuk kusentuh hatinya.
Memikirkan sesuatu yang seharusnya sudah kubuang dari kemarin. Kurasa, aku terlalu menekankan perasaan ini. Aku lelah. Harus kemana aku meluapkan semuanya? Ingin sekali menangis puas lengkap dengan teriakan seperti waktu dulu. Aku lelah. Sungguh, aku lelah.
Sekarang, siapa yang mau mendengar isak tangis dan bisingnya teriakanku? Sungguh, aku butuh pendengar. Aku ingin berbagi rasa sesak ini. Aku ingin berbagi kegelisahan ini.
Tuhan, aku harus apa? Aku harus bagaimana? Seseorang itu sudah membuatku menjadi begini. Kumohon, sampaikan padanya tentang rasa ini, tentang kepiluan yang memelukku malam ini. Aku mohon, aku ingin dia tau tanpa harus kukatakan. Aku lelah memendam semua ini.
Lagu yang sekarang kudengarkan, membuat pelupuk ini memberat, membuat dada ini semakin sesak.
Dan kamu hanya perlu terima, dan tak harus memahami, dan tak harus berpikir, hanya perlu mengerti, aku bernapas untukmu. Jadi tetaplah disini, dan mulai menerimaku. Cobalah mengerti, semua ini mencari arti, selamanya takkan berhenti. Inginkan rasakan rindu ini menjadi satu, biar waktu yang memisahkan.
Aku tak tau caranya memulai. Haruskah aku berharap lagi? Berharap akan datang waktunya untuk kamu mengetahui semuanya, tanpa satu kata yang terungkap dariku.
Andai kamu tau, tulisan diatas teruntuk dirimu. Kamu yang hatinya sekeras batu karang, sedingin es di kutub, setinggi langit ke tujuh, sedalam-dalamnya samudera. Kamu yang sangat sulit kujamah, sangat sulit untuk kusentuh hatinya.
Komentar
Posting Komentar