Masalah? Hadapilah.

Kadang aku tak paham dengan mereka. Kenapa mereka hanya ingin di dengar atas masalah mereka, sedangkan tanpa mereka tau bahwa aku juga punya segudang masalah yang kuhadapi sendirian. Pernah kalian bertanya tentang hari-hariku di kampus? Pernah kalian bertanya adakah seseorang yang menyakitiku di luar sana? Pernah kalian memintaku untuk menceritakan tentang teman-temanku? Pernah kalian menyediakan waktu untuk sekedar tau siapa yang sedang mengisi hatiku?

Aku paham. Mungkin diam-diam kalian peduli, diam-diam kalian mendoakan yang terbaik untukku. Tak ada bedanya, akupun seperti itu. Mana ada seseorang yang tidak menyebut nama orang-orang terdekat dalam doanya. Mungkin kalian tak pernah melihat air mataku dan tidak akan pernah.

Bisakah kalian bicarakan masalah kalian dengan orang-orang yang bersangkutan? Kenapa harus aku. Harus aku. Aku? Kenapa?

Bahkan aku lelah menopang semua ini sendirian. Tapi keinginan untuk berbagi cerita sedih pada kalian sama sekali tidak ada. Aku tau masalahmu, biar kusimpan masalahku. Karena saat kuceritakan masalahku, itu hanya menambah masalah kalian saja kan?

Aku cuma manusia biasa seperti kalian juga. Aku hanya perantara, bukan aku yang bisa menyelesaikan semuanya. Kalau kalian merasa beriman, berceritalah kepada satu-satunya penguji. Tuhan.

Atau, sekedar tuangkan ceritamu dalam sebuah kertas putih. But, aku paham, kalian tidak punya sifat sepertiku. Seandainya kalian tau apa saja yang membebankan pundak dan pikiranku. Terlalu berlebihan kalau kubilang masalahku juga berat. Seberat-beratnya masalah adalah saat kau pendam dan tak juga diselesaikan.

Saat masalah menghampiri, coba tanya dirimu sendiri. Adakah kesalahan atas sikap dan ucapan. Atau memang roda kehidupan sedang berputar. Atau mungkin, Tuhan ingin tau seberapa besar kesabaranmu untuk menghadapi semuanya.

Percayalah, masalah datang untuk memperkuatmu. Tuhan ingin kau lebih bersyukur, mungkin Dia juga merindukanmu di sela lima waktumu. Keluhanmu tak akan berguna. Hadapilah. Selesaikan dengan hati yang tenang dan pikiran yang bersih. Sakit di hatimu, kadang kaulah yang mendatangkannya.

Dia tak pernah tidur, dan ku yakin kalian pasti paham, bahkan lebih paham dari pada aku. Sebab itu, serahkan semua pada-Nya. Jangan mengandalkanku, sebab aku bukan pemberi cobaan yang kalian hadapi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]