Mimpi

Selamat pagi, dunia.
Sudah pagi begini, ternyata masih seperti ini keadaan sebuah hati.
Kamu. . .
Iya, kamu.
Beberapa malam yang lalu, kamu datang ke mimpiku.
Kamu berperan indah di alam bawah sadarku.
Mungkinkah betapa aku merindukanmu?
Atau mungkin, saat berpapasan beberapa hari yang lalu, aku tidak sempat merekam wajahmu?
Aku tidak sempat melihat bola matamu.
Tapi percayalah, aku selalu mengunci dari ujung rambut sampai ujung kakimu, walau selintas.

Sudah pagi di tanggal yang baru.
Ternyata masih juga seperti ini keadaanku.
Masih harus mengartikan segala sesuatu tentangmu yang memikirkan orang lain.
Kurasa, tingkahku terlalu konyol.
Aku tau betapa malangnya perasaanku.
Pedihnya melihat yang kucintai mendengarkan lagu cinta untuk orang lain.
Tapi, percayalah.
Aku tidak akan menyentuhmu sampai hati.
Akan kuusahakan melihatmu dari jauh.
Mendengarkan suaramu yang memperkenalkan diri di dalam sebuah kegiatan.

Sudah pagi dan aku masih menginginkanmu.
Aku benar-benar ingat raut wajahmu dalam mimpiku.
Merangkulku dari belakang.
Bicara dengan nada lembutmu.
Aku ingat jelas rasaku hari itu.
Mematung saat wajah kita sedekat itu.
Bahkan, napasku hampir tak terasa.
Kaku.

Bisakah kau percaya padaku, suatu saat nanti?
Entah kapan.
Entah berapa lama lagi kamu akan mengetahuinya.
Atau mungkin tidak akan pernah tau.
Percayalah, bukan hanya dalam mimpi.
Bukan hanya dalam mimpi, aku membutuhkan napas saat bertemu denganmu.
Kamu ingin tau?
Aku ingin sekali mendengarmu memanggil namaku saat kita bertemu.
Tapi, sepertinya, itu tidak akan pernah terjadi.
Jadi, biarlah kamu yang terindah dalam mimpi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Cerpen: At The Past

About SCIGENCE [Part 1]