Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Makna Rasa Dibalik Lirik Lagu

Malam, hari ini aku mau ngepost tentang beberapa lagu yang liriknya ngefeel banget. Lagu itu terkadang bisa membawa suasana, atau bisa terbawa suasana. Dan sadar ga? Lirik juga punya andil untuk menjadi bagian yang bikin seseorang bisa melamun, tersenyum, bahkan menangis. Itu karena mungkin liriknya pas sama apa yang lagi dia rasakan. Nih, beberapa lagu dan sebagian liriknya yang lagi pas banget di hati, terkhusus buat yang ngetik ini hehehe. 1. Raisa - Mantan Terindah Mau dikatakan apalagi, kita tak akan pernah satu, engkau disana aku disini, meski hatiku memilihmu. Andai ku bisa, ingin aku memelukmu lagi . Di hati ini hanya engkau mantan terindah, yang selalu ku rindukan. Yang telah kau buat, sungguhlah indah, buat diriku susah lupa.. Agak aneh sih ya, kenapa harus mantan terindah. Terindah kenapa harus jadi mantan? Ngga paham juga, karena waktu itu, posisiku diputusin, makanya dia jadi mantan terindah. Ngga tau deh aku dimatanya. 2. Alexa - Takkan Pernah Bisa Semakin dalam k...

Kenangan

Kenangan bisa membuat seseorang bertahan dalam kesakitan. Kenangan mampu menghadirkan seseorang yang dulu pernah sangat dicinta. Waktu begitu kejam saat aku telah mampu tersenyum tanpa teringat segala kenangan itu. Dia yang terlalu indah tidak pernah kehabisan akal untuk menciptakan rindu. Apa salah seseorang yang dipagari kenangan? Bagaimana cara untuk lari dari situasi ini? Perasaan ini terlalu dalam, kelewat jauh melampaui kapasitas sebuah keteringatan. Kenangan ini terlalu melekat dalam ingatan. Pantaskah seorang aku untuk bahagia? Aku ingin bahagia yang nyata, bukan bahagia yang semu. Aku ingin kamu terbungkus rapi dalam kenangan. Kenangan indah yang tak akan pernah ku miliki lagi. Semakin dalam ku merindukanmu, semakin jauh kamu pergi dariku. Semakin jauh ku mencintaimu, semakin dalam kamu hancurkan aku. Semakin dalam segala rasa, semakin jauh kamu menciptakan rasa dengannya. Aku tak akan pernah bisa, bersamamu ku tak akan pernah bisa. Rasanya seperti ingin me...

Cerpen: Apa Yang Kurang Dariku?

Naya tidak pernah menduga akan ada kejadian seperti ini, hari ini. Arby memang kompor! Memaksa Devan untuk melakukan hal yang menurut Naya konyol. Mungkin Devan ingin mengatakan ini dari lama, hanya saja ia tidak punya keberanian dan hanya ada ketakutan yang amat besar. “Kalau emang lo gentle, ngomong yang gue tulis didepan kelas!” ucap Arby, memberikan selembaran kertas berisi tulisan yang disuruhkan Devan untuk membaca didepan kelas. Bagaimana tidak konyol, saat pelajaran berlangsung, Arby memaksa Devan melakukan hal konyol itu. Ditambah guru pelajaran matematika yang sedang berlangsung, tapi Bu Melly malah mendukung kejadian ini. Satu kelas ramai dengan sorakan dukungan Devan agar membacakan apa yang Arby tulis. Ketiga teman Naya pun tidak berpihak padanya. Naya benar-benar merasa malu. “Ssssutt, Devan mau bicara” ucap Bu Melly, didepan kelas. Devan maju kedepan papan tulis, sambil membawa kertas itu. Berdiri tak tegap, wajah yang pucat, sangat terlihat bahwa Devan sanga...

Cerpen: Tidak Ada Yang Lebih Baik

Dea berjalan di koridor sekolahnya. Pagi ini ia diantar kakaknya yang sedang ada di Jakarta. Seseorang dari kejauhan yang berjalan setengah berlari menghampiri Dea. “Dey, sorry gue ngga bisa jemput lo hari ini, gue kesiangan. Ini aja beruntung banget boleh masuk” ucap Dareen. “Ngga papa ko Reen” jawab Dea singkat. Mereka jalan berdampingan, namun ada bisu diantara mereka. “Semalem gue nemenin Sarah jalan. Dia lagi bete sama pacarnya, lebih tepatnya galau” Dareen membunuh hening di sepanjang perjalanan mereka ke kelas dengan pernyataan yang menyakitkan bagi Dea. “Iya, gue udah tau” datar dan singkat jawaban Dea. “Hah?! Tau dari mana?” kaget Dareen. “Yang jelas bukan dari lo. Udah, jangan di bahas. Masih pagi” ucap Dea yang jalan lebih dulu ke kelas, meninggalkan Dareen yang bingung di depan kelas. Dea duduk di kursinya dan langsung berbincang dengan teman-temannya, sekedar melupakan kesakitan dari semalam. Dareen yang bingung langsung duduk juga di kursinya, melupakan s...