Diantara Itu Nggak Enak
Gini ya, ada di posisi antara tuh emang ngga enak. Harus bisa bagi telinga buat suara satu dan suara dua. Tapi yang jadi masalah, gimana kalo kedua suara itu punya peranan penting dalam hidup? Posisi gini yang paling di benci, Elin salah satunya yang jadi pembenci.
Elin sendiri ngga tau harus ngasih pendapat benar ke suara yang mana. Karena emang dasarnya, Elin ngga suka ada di tengah-tengah masalah. Sekali lagi, siapa juga yang mau ada di tengah masalah?
'Kenapa ujian dateng ditengah-tengah ujian?' batin Elin.
Ini pekannya Elin UAS sebagai kelas 3 SMA. Coba pikir, stres ngga sih jadi Elin?
Dia hanyalah seorang anak dan seorang cucu. Susah buat milih, antara ibu yang melahirkannya, dan nenek yang mengurusnya sampai Elin hampir berusia 18 tahun. Ngaco, sumpah ini ngaco. Cuma gara-gara masalah sepele Elin harus berada diantara mereka.
Telinga kanan Elin mendengar ke-sensitifan seseorang, dan telinga kirinya harus mendengar ke-cuekan. Elin makin bingung, tapi kali ini Elin sependapat dengan yang telinga kiri dengar. Seseorang di sebelah kanan terlalu sensitif, selalu menarik kesimpulan dari sisi negatif.
Pernah Elin berpikir, 'Usia gue jauh lebih muda dibanding kalian, tapi kenapa sikap kalian kaya seorang yang usianya jauh dibawah gue?'
Usia mereka lebih dari dua kali lipatnya usia Elin, tapi kadang pemikiran dan pendapat mereka jauh dari anggapan dewasa. Bukankah seharusnya Elin lah yang di bimbing kalian? Ayolah, kalian bukan seumur adik Elin paling kecil. Berpikir dewasalah.
Elin tidak memihak. Elin berusaha untuk menyeimbangi, walaupun Elin berharap semuanya kembali seperti semula. Tanpa jarak, dan tanpa kebisuan di antara kalian.
Elin seorang anak dari ibunya. Begitu juga ibunya yang seorang anak dari nenek Elin. Kenapa kalian sibuk menciptakan api? Kalian bukan bara ataupun korek kan? Elin sudah cukup lelah menjadi air untuk masalah percintaannya, apa harus menjadi air juga dalam masalahnya di rumah?
Ini benar-benar menjadi pikiran Elin, walau Elin berusaha untuk tidak memikirkan masalah apa-apa. Cukup capek dengan menjalani UASnya di sekolah. Jangan bebani Elin dengan masalah lagi, tolong.
Jangan remehkan sikap diamnya seorang pendiam. Dia jauh lebih memikirkan apa yang tidak di pikirkan orang lain.
Elin sendiri ngga tau harus ngasih pendapat benar ke suara yang mana. Karena emang dasarnya, Elin ngga suka ada di tengah-tengah masalah. Sekali lagi, siapa juga yang mau ada di tengah masalah?
'Kenapa ujian dateng ditengah-tengah ujian?' batin Elin.
Ini pekannya Elin UAS sebagai kelas 3 SMA. Coba pikir, stres ngga sih jadi Elin?
Dia hanyalah seorang anak dan seorang cucu. Susah buat milih, antara ibu yang melahirkannya, dan nenek yang mengurusnya sampai Elin hampir berusia 18 tahun. Ngaco, sumpah ini ngaco. Cuma gara-gara masalah sepele Elin harus berada diantara mereka.
Telinga kanan Elin mendengar ke-sensitifan seseorang, dan telinga kirinya harus mendengar ke-cuekan. Elin makin bingung, tapi kali ini Elin sependapat dengan yang telinga kiri dengar. Seseorang di sebelah kanan terlalu sensitif, selalu menarik kesimpulan dari sisi negatif.
Pernah Elin berpikir, 'Usia gue jauh lebih muda dibanding kalian, tapi kenapa sikap kalian kaya seorang yang usianya jauh dibawah gue?'
Usia mereka lebih dari dua kali lipatnya usia Elin, tapi kadang pemikiran dan pendapat mereka jauh dari anggapan dewasa. Bukankah seharusnya Elin lah yang di bimbing kalian? Ayolah, kalian bukan seumur adik Elin paling kecil. Berpikir dewasalah.
Elin tidak memihak. Elin berusaha untuk menyeimbangi, walaupun Elin berharap semuanya kembali seperti semula. Tanpa jarak, dan tanpa kebisuan di antara kalian.
Elin seorang anak dari ibunya. Begitu juga ibunya yang seorang anak dari nenek Elin. Kenapa kalian sibuk menciptakan api? Kalian bukan bara ataupun korek kan? Elin sudah cukup lelah menjadi air untuk masalah percintaannya, apa harus menjadi air juga dalam masalahnya di rumah?
Ini benar-benar menjadi pikiran Elin, walau Elin berusaha untuk tidak memikirkan masalah apa-apa. Cukup capek dengan menjalani UASnya di sekolah. Jangan bebani Elin dengan masalah lagi, tolong.
Jangan remehkan sikap diamnya seorang pendiam. Dia jauh lebih memikirkan apa yang tidak di pikirkan orang lain.
Komentar
Posting Komentar