Kenangan
Kenangan bisa membuat seseorang bertahan dalam kesakitan.
Kenangan mampu menghadirkan seseorang yang dulu pernah sangat dicinta.
Waktu begitu kejam saat aku telah mampu tersenyum tanpa teringat segala kenangan itu.
Dia yang terlalu indah tidak pernah kehabisan akal untuk menciptakan rindu.
Apa salah seseorang yang dipagari kenangan?
Bagaimana cara untuk lari dari situasi ini?
Perasaan ini terlalu dalam, kelewat jauh melampaui kapasitas sebuah keteringatan.
Kenangan ini terlalu melekat dalam ingatan.
Pantaskah seorang aku untuk bahagia?
Aku ingin bahagia yang nyata, bukan bahagia yang semu.
Aku ingin kamu terbungkus rapi dalam kenangan.
Kenangan indah yang tak akan pernah ku miliki lagi.
Semakin dalam ku merindukanmu, semakin jauh kamu pergi dariku.
Semakin jauh ku mencintaimu, semakin dalam kamu hancurkan aku.
Semakin dalam segala rasa, semakin jauh kamu menciptakan rasa dengannya.
Aku tak akan pernah bisa, bersamamu ku tak akan pernah bisa.
Rasanya seperti ingin menghentikan waktu saat kita bicara, berdua.
Rasanya seperti ingin menatapmu lebih dalam, bahwa aku mencintaimu.
Tapi aku tau, bahwa waktu tak akan berhenti, terus berjalan beriringan dengan perjalanan barumu.
Dan aku sadar, menatapmu dalam adalah membuatmu semakin menutup mata hati.
Kenangan kita terlalu indah bagiku, dan terlalu menyakitkan setiap aku mengingatnya.
Aku tidak paham caranya menyimpan memori itu dengan baik.
Semakin dalam menyembunyikan rasa, rasa itu semakin kuat untuk tetap ada di pendirianku.
Namun seindah apapun kenangan kita, dan betapa indahnya kamu, semua hanyalah kenangan.
Bumi yang ku pijak tak mengerti, mengapa masih kamu yang ada di langkahku.
Langit yang memayungiku pun tak paham, mengapa kamu selalu ada dalam setiap lintas pikiranku.
Udara tidak cukup cerdas untuk menjawab mengapa kamu selalu hadir dalam hembusan nafasku.
Tapi Tuhan tau, kamu selalu dalam doa di setiap lima waktuku bertemu dengan-Nya.
Kamulah kenangan.
Akulah masa lalu.
Kamulah harapan.
Akulah yang berharap melulu.
Kenangan mampu menghadirkan seseorang yang dulu pernah sangat dicinta.
Waktu begitu kejam saat aku telah mampu tersenyum tanpa teringat segala kenangan itu.
Dia yang terlalu indah tidak pernah kehabisan akal untuk menciptakan rindu.
Apa salah seseorang yang dipagari kenangan?
Bagaimana cara untuk lari dari situasi ini?
Perasaan ini terlalu dalam, kelewat jauh melampaui kapasitas sebuah keteringatan.
Kenangan ini terlalu melekat dalam ingatan.
Pantaskah seorang aku untuk bahagia?
Aku ingin bahagia yang nyata, bukan bahagia yang semu.
Aku ingin kamu terbungkus rapi dalam kenangan.
Kenangan indah yang tak akan pernah ku miliki lagi.
Semakin dalam ku merindukanmu, semakin jauh kamu pergi dariku.
Semakin jauh ku mencintaimu, semakin dalam kamu hancurkan aku.
Semakin dalam segala rasa, semakin jauh kamu menciptakan rasa dengannya.
Aku tak akan pernah bisa, bersamamu ku tak akan pernah bisa.
Rasanya seperti ingin menghentikan waktu saat kita bicara, berdua.
Rasanya seperti ingin menatapmu lebih dalam, bahwa aku mencintaimu.
Tapi aku tau, bahwa waktu tak akan berhenti, terus berjalan beriringan dengan perjalanan barumu.
Dan aku sadar, menatapmu dalam adalah membuatmu semakin menutup mata hati.
Kenangan kita terlalu indah bagiku, dan terlalu menyakitkan setiap aku mengingatnya.
Aku tidak paham caranya menyimpan memori itu dengan baik.
Semakin dalam menyembunyikan rasa, rasa itu semakin kuat untuk tetap ada di pendirianku.
Namun seindah apapun kenangan kita, dan betapa indahnya kamu, semua hanyalah kenangan.
Bumi yang ku pijak tak mengerti, mengapa masih kamu yang ada di langkahku.
Langit yang memayungiku pun tak paham, mengapa kamu selalu ada dalam setiap lintas pikiranku.
Udara tidak cukup cerdas untuk menjawab mengapa kamu selalu hadir dalam hembusan nafasku.
Tapi Tuhan tau, kamu selalu dalam doa di setiap lima waktuku bertemu dengan-Nya.
Kamulah kenangan.
Akulah masa lalu.
Kamulah harapan.
Akulah yang berharap melulu.
Komentar
Posting Komentar