Cuma Sebuah Nama
Aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Seiring jejak kakiku bergetar
Aku tlah terpaku oleh cintamu
Menelusup hariku dengan harapan
Namun kau masih terdiam membisu
Sepenuhnya aku...ingin memelukmu
Mendekap penuh harapan...tuk mencintaimu
Setulusnya aku...akan terus menunggu
Menanti sebuah jawaban tuk memilikimu
Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
Semoga kau tau isi hatiku...
Dan seiring waktu yang terus berputar
Aku masih terhanyut dalam mimpiku
Udah, jangan tanggepin perasaan seorang Nama. Jangan juga pikirin kata demi kata yang tersusun jadi kalimat di atas. Dia cuma kesepian, ngga ada temen curhat. Bukan, bukan. Bukan ngga ada temen curhat, tapi karena si Nama ngga mau curhat. Cukup hatinya aja yang tau apa yang Nama rasakan malam ini.
Nama emang bodoh dalam menyimpan curhatan perasaannya. Dia ngga cerita ke temen atau sahabatnya, tapi dia lagi curhat sama keyboard di laptopnya. Cuma laptopnya yang ngga pernah memihak kalau Nama lagi curhat. Dia cuma mampu menghadirkan huruf untuk di jadikan kata sampai menghasilkan kalimat dan jadilah paragraf berisikan narasi hidup si Nama.
Nama harus apa? Pilihan nama cuma 2, nangis atau milih pilihan pertama. Dia ngga pernah kehabisan air mata untuk nangisin orang yang sudah lama tinggal dalam perasaannya. Ngga ada alasan buat ngga nangis dalam beberapa situasi. Nama terlalu cengeng. Dia ngga sekuat yang membuatnya nangis.
Dia ngga pernah punya kesempatan untuk balik menyakiti orang yang menyakitinya, dengan jenis kesakitan yang sama. Dia ngga pernah punya kalimat "Suatu saat lo akan ngerasain apa yang gue rasain sekarang ke elo" dalam pikirannya. Nama cuma mau orang yang menyakitinya sadar, kalau Nama masih berdiri di sekelilingnya untuk menciptakan kebahagiaan.
Waktu kebersamaan serasa singkat dan selalu berkepanjangan dalam jarak. Batinnya lelah berharap sebenarnya. Mungkin pendiriannya pun tak sekokoh dulu untuk menopang ketetapan rasa perasaannya.
Lama sudah dia merasakan asing kebahagiaan. Yang terterapkan hanyalah kepedihan dan kebahgiaan semu. Kapan kita bahagia bersama? Kapan kita menciptakan air mata bersama? Kapan kita menulis cerita hidup kita lagi? Kapan kita melukis masa depan lagi?
Basi. Terlalu banyak pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Terlalu banyak kalimat yang kamupun ngga ngerti. Banyak kata untuknya, yang bahkan sama sekali tidak akan pernah kamu ingat setelah membaca ini.
Ini cuma beberapa kalimat curahan perasaan seseorang yang sedang tak tentu arah perasaannya. Kata demi kata yang tersusun untuk orang yang tak pernah sadar, ada yang menginginkan bahagia bersamanya. Bahagia bersamanya? Konyol. Bahagia karenanya saja masih abstrak, apalagi bahagia dengannya.
Jangan khawatir, ini hanya sebuah perasaan yang ngga harus kamu seriusin. Ini cuma sebuah Nama yang kehadirannya malam ini tak perlu sambutan. Cuma seseorang yang terlalu pedih melihat esok hari, yang terlalu takut melihat senyum dan tawa kamu.
Tenang saja, kita akan bahagia malam ini. Kita akan berbagi cerita malam ini. Kita akan mengukir bahagia malam ini. Semua atas nama kebahagiaan akan kita ciptakan malam ini, dalam mimpi.
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Seiring jejak kakiku bergetar
Aku tlah terpaku oleh cintamu
Menelusup hariku dengan harapan
Namun kau masih terdiam membisu
Sepenuhnya aku...ingin memelukmu
Mendekap penuh harapan...tuk mencintaimu
Setulusnya aku...akan terus menunggu
Menanti sebuah jawaban tuk memilikimu
Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
Semoga kau tau isi hatiku...
Dan seiring waktu yang terus berputar
Aku masih terhanyut dalam mimpiku
Udah, jangan tanggepin perasaan seorang Nama. Jangan juga pikirin kata demi kata yang tersusun jadi kalimat di atas. Dia cuma kesepian, ngga ada temen curhat. Bukan, bukan. Bukan ngga ada temen curhat, tapi karena si Nama ngga mau curhat. Cukup hatinya aja yang tau apa yang Nama rasakan malam ini.
Nama emang bodoh dalam menyimpan curhatan perasaannya. Dia ngga cerita ke temen atau sahabatnya, tapi dia lagi curhat sama keyboard di laptopnya. Cuma laptopnya yang ngga pernah memihak kalau Nama lagi curhat. Dia cuma mampu menghadirkan huruf untuk di jadikan kata sampai menghasilkan kalimat dan jadilah paragraf berisikan narasi hidup si Nama.
Nama harus apa? Pilihan nama cuma 2, nangis atau milih pilihan pertama. Dia ngga pernah kehabisan air mata untuk nangisin orang yang sudah lama tinggal dalam perasaannya. Ngga ada alasan buat ngga nangis dalam beberapa situasi. Nama terlalu cengeng. Dia ngga sekuat yang membuatnya nangis.
Dia ngga pernah punya kesempatan untuk balik menyakiti orang yang menyakitinya, dengan jenis kesakitan yang sama. Dia ngga pernah punya kalimat "Suatu saat lo akan ngerasain apa yang gue rasain sekarang ke elo" dalam pikirannya. Nama cuma mau orang yang menyakitinya sadar, kalau Nama masih berdiri di sekelilingnya untuk menciptakan kebahagiaan.
Waktu kebersamaan serasa singkat dan selalu berkepanjangan dalam jarak. Batinnya lelah berharap sebenarnya. Mungkin pendiriannya pun tak sekokoh dulu untuk menopang ketetapan rasa perasaannya.
Lama sudah dia merasakan asing kebahagiaan. Yang terterapkan hanyalah kepedihan dan kebahgiaan semu. Kapan kita bahagia bersama? Kapan kita menciptakan air mata bersama? Kapan kita menulis cerita hidup kita lagi? Kapan kita melukis masa depan lagi?
Basi. Terlalu banyak pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Terlalu banyak kalimat yang kamupun ngga ngerti. Banyak kata untuknya, yang bahkan sama sekali tidak akan pernah kamu ingat setelah membaca ini.
Ini cuma beberapa kalimat curahan perasaan seseorang yang sedang tak tentu arah perasaannya. Kata demi kata yang tersusun untuk orang yang tak pernah sadar, ada yang menginginkan bahagia bersamanya. Bahagia bersamanya? Konyol. Bahagia karenanya saja masih abstrak, apalagi bahagia dengannya.
Jangan khawatir, ini hanya sebuah perasaan yang ngga harus kamu seriusin. Ini cuma sebuah Nama yang kehadirannya malam ini tak perlu sambutan. Cuma seseorang yang terlalu pedih melihat esok hari, yang terlalu takut melihat senyum dan tawa kamu.
Tenang saja, kita akan bahagia malam ini. Kita akan berbagi cerita malam ini. Kita akan mengukir bahagia malam ini. Semua atas nama kebahagiaan akan kita ciptakan malam ini, dalam mimpi.
Komentar
Posting Komentar